Rubrika

Mengajar Dari Masa Ke Masa: Dari Papan Tulis Ke iPads

iPads
Dari papan tulis ke iPads

NUSANTARANEWS.CO – Mengajar dari masa ke masa, dari papan tulis ke iPad. Saat ini  iPads telah digunakan secara luas di dunia pendidikan menggantikan peran papan tulis sebagai alat belajar dan mengajar di sekolah. Dulu papan tulis dialokasikan ke setiap sekolah, sekarang iPads pun mulai dialokasikan ke sekolah-sekolah di negara-negara maju.

Sebetulnya semakin banyak hal berubah, semakin mereka tetap sama. Dulu siswa menggunakan kapur tulis untuk menulis, menggambar dan melakukan perhitungan matematis – semuanya tetap terlihat sampai tulisan atau gambar itu dihapus, baik dengan tangan atau kain. Saat ini siswa hanya cukup menekan tombol ‘undo’ (balik ke tampilan sebelumnya).

Kedua perangkat itu memiliki banyak kesamaan, meskipun dari era yang berbeda -keduanya tanpa kertas, bisa dibawa, ringan, memiliki tampilan yang gelap, dan memungkinkan pengguna untuk menghapus atau membatalkan sesuka hati.

Kedua alat pengajaran tersebut memungkinkan siswa untuk membangun pengetahuan tentang dunia melalui pengumpulan informasi, studi dan aplikasi.

Baca Juga:  Resmikan IKA Unair Chapter Australia, Inilah Pesan Khofifah

Meski demikian, perbedaan besarnya adalah bahwa para siswa saat ini bekerja dengan tablet yang tahu lebih banyak hal daripada mereka, dan melalui itu mereka memiliki portal ke mana saja imajinasi mereka mengarah, atau ke mana saja yang diarahkan Google.

Dari siswa ke guru, papan ke tablet

Barrie Wilford tumbuh menjadi guru di sekolah yang sama dengan kala ia menjadi murid, yakni Sekolah Negeri Milton di Australia.

Ia mengingat masa-masa dirinya menjadi siswa…memegang batang pena dan penjepit, dengan tinta di wadah kecil, dan noda yang muncul dari goyangan meja yang menempel di kursi depan.

Ia juga ingat menggunakan papan dengan kapur papan, dan ketika menginjak kelas 4 SD beralih ke kertas tinta dan kertas berbintik.

Sebagai seorang guru, alat mengajar favoritnya adalah batang pena dan penjepitnya karena tulisan tangan adalah keahliannya, sementara papan tulis untuk “presentasi”.

“Kita tak bisa kembali menggunakan papan tulis, seperti yang mungkin diinginkan. Kita harus belajar menyesuaikan diri dengan teknologi di era yang kita jalani,” tuturnya. (Aya/sumber: abc.net.au/news)

Related Posts

1 of 3,049