Rubrika

Mendikbud: Pawai Cadar di Probolinggo Tak Seseram Kabar Media Sosial

probolinggo, pawai cadar, radikalisme siswa, siswa radikal, mendikbud, muhadjir effendy, pawai probolinggo, nusantaranews
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI Muhadjir Effendy saat kunjungan kerja ke Probolinggo, Jawa Timur. (Istimewa/nusantaranews.co)

NUSANTARANEWS.CO, Probolinggo – Beredarnya peserta karnaval berkostum serba hitam dengan menggunakan cadar di Probolinggo, Jawa Timur akhirnya mendapat respon dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI Muhadjir Effendy.

Melalui kunjungan kerjanya di Kota Probolinggo, Minggu (19/8) Muhajir menilai jika penggenaan kostum tersebut tidak dilandasi dengan unsur kesengajaan dari pihak sekolah.

“Setelah diamati, kejadian itu tak seseram seperti kabar di media sosial,” katanya.

Ia menilai jika perayaan pawai budaya yang menjadi perbincangan masyarakat beberapa waktu lalu itu, justru melambangkan suatu simbol religius, nasionalis dan integritas dalam memperebutkan kemerdekaan RI.

“Saya melihat, masyarakat Probolinggo tidak terpengaruh sama sekali dengan isu itu. Justru, keresahan malah timbul di media sosial,” jelas Mendikbud RI ini.

Kendati demikian, dirinya tak menampik opini yang timbul di kalangan masyarakat mengenai peserta karnaval yang menggunakan busana serba hitam, dengan wajah yang tertutup oleh cadar.

“Sensitifitas itu bagus, karena menunjukkan kepekaan masyarakat terhadap adanya hal sekecil mungkin mengenai paham radikalisme di Indonesia. Itulah bentuk semangat masyarakat Indonesia dalam menjaga keutuhan NKRI ini,” ujarnya.

Baca Juga:  Maya Rumantir Terima SHIELD of First Excellence dari Konsorsium Firsts Union dan PPWI

“Tapi, masyarakat juga harus paham, tindakan itu dilakukan atas dasar unsur ketidaksengajaan,” tambah Mendikbud.

Mantan Rektor UMM itu mengakui jika masalah tersebut sudah dapat diluruskan, sehingga tidak menimbulkan suatu hal yang bisa menimbulkan kekhawatiran masyarakat.

“Tidak ada masalah apapun, dan tidak ada kaitannya sama sekali pihak sekolah untuk memberikan paham radikalisme. Itu murni untuk acara karnaval,” tegasnya. (nvh/anm)

Editor: Ani Mariani

Related Posts

1 of 3,057