NUSANTARANEWS.CO – Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menyebutkan, pemasaran masih menjadi masalah bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia. Padahal, menurutnya, ASEAN merupakan pemain kunci dalam perdagangan dunia dengan pertumbuhan “Gross Domestic Product” atau Produk Domestik Bruto (PDB) gabungan sebesar 4,7% rata-rata pada 2015 saat tantangan global serta proyeksi 4,8% pada 2017.
Ia pun kemudian menginginkan agar Indonesia mempersiapkan dan membina manajemen pemasaran UMKM sehingga bisa bersaing di pasar Asia Tenggara dan dunia.
“Kita harus me-‘manage market’ kita, membina dan mempersiapkan ‘small-medium enterprise’. Kalau yang besar sudah cukup mampu bersaing, sebagai contoh CPO (minyak kelapa sawit) kita pangsa pasar terbesar di dunia, kemudian ekspor kertas kita cukup tinggi. Sekarang tinggal membina ‘small-medium enterprise’,” kata Enggar usai Seminar ASEAN Marketing Summit (AMS) 2016 di Jakarta, Kamis (15/9).
Enggar mengungkapkan, seminar akbar AMS 2016 menjadi ajang pertemuan bagi para praktisi maupun akademisi untuk memperkuat jaringan investasi dan kerja sama di kawasan Asia Tenggara.
“Indonesia ini ‘center’ dari ASEAN. Dari sisi usaha, marketing dan lainnya, (seminar) ini menjadi ‘network’ atau jaringan yang memudahkan mereka investasi dan kerja sama,” ujar Enggar.
AMS 2016 merupakan seminar akbar yang membahas isu seputar dunia pemasaran dan bisnis yang dihadiri lebih dari 700 peserta mulai dari kalangan Manager, CEO, pemilik perusahaan, wirausahawan dan komunitas/asosiasi bisnis dari berbagai negara.
Acara ini diharapkan dapat memicu Indonesia untuk bisa meningkatkan kontribusi mengingat posisinya sebagai negara terbesar di ASEAN seiring masuknya era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
AMS yang digelar kedua kalinya juga mendatangkan pakar marketing, yakni Moran Cerf sebagai Neuroscience Marketing Expert Kellog School of Management, Amerika Serikat. (Yudi)