NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Ind Police Watch (IPW) menilai, dalam melakukan pengamanan pasca Pilgub Jakarta, terutama dalam melakukan pengamanan sidang vonis Ahok, jajaran kepolisian diharapkan mengedepankan sikap persuasif dan tidak mengedepankan arogansi. Sehingga publik bisa merasakan jajaran Polri benar benar profesional, proporsional dan independen dalam menjalankan tugasnya di lapangan.
Menurut Ketua Presidium IPW, Neta S Pane, selama proses Pilgub Jakarta enerji Polri seakan terkuras habis. Bahkan terkadang tindakan aparatur di lapangan terlalu berlebihan atau lebay. Akibatnya muncul kesan seolah olah jajaran kepolisian tidak independen dan memihak.
“Salah satu contoh sikap kepolisian yang lebay dalam mengamankan proses Pilgub Jakarta adalah tuduhan makar terhadap sejumlah tokoh nasionalis (Rahmawati cs) dan sejumlah tokoh Islam, yang hingga kini Polri tak kunjung mampu membuktikan tuduhannya karena BAP kasusnya tak kunjung dilimpahkan ke kejaksaan,” kata Neta dalam keterangannya, Selasa (9/5/2017).
Belajar dari kasus Pilgub Jakarta, lanjut Neta, ke depan, terutama di 2018 akan ada Pilgub Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dll. yang tak kalah riuh, jajaran Polri perlu mengedepankan dialog dengan sejumlah tokoh nasionalis maupun agama. Tujuannya agar kegaduhan selama proses Pilgub Jakarta tidak pindah atau bergeser ke daerah lain.
“Sehingga kegaduhan dan ketegangan yang bernuansa memecah belah NKRI dengan isu isu agama bisa diminimalisir. Untuk itu pasca Pilgub Jakarta, Kapolri perlu mendatangi tokoh tokoh ulama, tokoh tokoh nasionalis dan tokoh masyarakat lainnya untuk melakukan dialog. Sehingga terjadi konsolidasi Polri dengan tokoh tokoh masyarakat untuk menyelesaikan semua potensi ketegangan sosial secara persuasif demi keutuhan NKRI,” jelas Neta.
Dia menyampaikan bahwa, IPW memberi apresiasi pada Polri yang sudah mampu menjaga situasi kamtibmas selama proses Pilgub Jakarta. Meskipun disana sini diwarnai ketegangan dan keriuhan situasi sosial politik serta berbagai tindakan represif maupun penangkapan terhadap sejumlah tokoh. Diharapkan dalam menangani proses Pilgub Jabar, Jateng, Jatim dll di 2018, sikap Polri bisa lebih landai tapi tetap mengedepankan sikap profesional, proporsional dan independen.
“Harapan ini hendaknya di kedepankan jajaran kepolisian dalam menjaga keamanan vonis sidang Ahok. Dengan selesainya proses Pilgub Jakarta sebenarnya ketegangan sosial di ibukota sudah menurun. Pihak pihak yang berkepentingan untuk “mengalahkan” Ahok sudah tuntas “tugasnya”. Kini hanya sebagian pihak yang berharap majelis hakim bersikap profesional dalam menjatuhkan vonisnya pada Ahok. Situasi ini akan membuat Polri lebih ringan tugasnya, jika jajarannya di lapangan bekerja profesional, proporsional dan tidak memihak,” katanya.
Pewarta/Editor: Achmad Sulaiman