Berita UtamaFeaturedHankam

Mencermati Pidato Presiden Vladimir Putin di Majelis Federal Rusia

NUSANTARANEWS.CO, Moskow – Pada hari Kamis, Putin menyampaikan pidato kenegaraan tahunannya di parlemen bikameral negara tersebut, Majelis Federal, yang terdiri dari Dewan Federasi dan Duma Negara Bagian. Dalam pidatonya, Putin menegaskan bahwa Rusia telah mengembangkan senjata jenis baru yang teknologinya jauh menggunguli Amerika Serikat (AS), seperti drone bawah laut, ICBM dan rudal hipersonik, termasuk senjata laser.

Putin mengaskan bahwa Rusia telah memiliki rudal balistik antar benua dengan kecepatan hipersonik. Menurut Putin, dengan kecepatan 20 mach rudal avangard tidak bisa dicegat oleh sistem pertahanan rudal mana pun di dunia.

Dengan rudal jenis baru ini, Putin mengatakan bahwa sistem pertahanan rudal NATO di Eropa tidak ada gunanya lagi. “Yang ingin Anda hindari dengan kebijakan Anda sudah terjadi. Anda telah gagal menahan Rusia,” kata Putin.

Putin juga mengaskan bahwa: orang yang mengatakan bahwa Perang Dingin baru telah dimulai bukanlah analis, mereka melakukan propaganda. Rusia kini telah membuktikan kepada seluruh dunia bahwa periode hegemoni AS telah selesai.

Baca Juga:  KPU Nunukan Gelar Pleno Rekapitulasi Perhitungan Perolehan Suara Pemilu 2024

Menarik mengikuti pidato Putin, teutama terkait dengan sistem persenjatan rudal balistik antar benua barunya yang diklaim tidak mungkin dicegat oleh sistem pertahanan rudal manapun di dunia. Dengan demikian, Rusia telah membuat sistem pertahanan rudal AS dan NATO di Eropa menjadi usang.

Penggelaran sistem pertahanan rudal NATO di Eropa jelas ditujukan untuk menghadapi ancaman Rusia. Doktrin pertahanan tersebut tampaknya merupakan kelanjutan dari era Perang Dingin (Cold War) yang terus dipertahankan oleh AS. Dengan kata lain, AS tampaknya masih terjebak dengan doktrin era Perang Dingin. Bahkan terus mendikte negara-negara Eropa untuk melawan Rusia dengan memicu perlombaan senjata.

Bukan itu saja, bahkan secara terang-terangan NATO telah mengubah Eropa menjadi battlefield melawan Rusia. Bayangkan bila terjadi perang nuklir, Eropa pasti akan hancur lebih dahulu karena menjadi medan pertempuran antara NATO dan Rusia.

Dengan kemajuan teknologi militernya, Rusia kini mencoba menunjukkan kepada dunia apa yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin secara intelektual. Sekali lagi Rusia kini menunjukkan kepada AS dan dunia internasional bahwa Rusia telah mengubah keseimbangan senjata nuklir tersebut.

Baca Juga:  Polisi di Sumenep Bantu Warga Dorong Kendaraan Terjebak Banjir

Rusia mencoba menjaga keseimbangan dan perdamaian dunia, namun AS tampaknya tidak peduli dengan hal itu. Tidak peduli dengan kepentingan negara-negara lain, apalagi dengan kebijakan “American First” Presiden Trump belakangan ini.

Oleh karena itu, demonstrasi kekuatan persenjataan nuklir Rusia menjadi penting dilakukan agar dunia internasional melihat tujuan pengembangan senjata nuklir baru tersebut. Rusia sebagai aktor utama dunia internasional berupaya menjaga keamanan internasional. Sekaligus mengakhiri hegemoni AS. (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 5