Berita UtamaMancanegaraOpiniTerbaru

Mencermati Logo Kontraktor Senjata Dalam Peringatan Hari Angkatan Bersenjata Ukraina

Mencermati Logo Kontraktor Senjata Dalam Peringatan Hari Angkatan Bersenjata Ukraina

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Ada yang menarik dalam peringatan 31 tahun Angkatan Bersenjata Ukraina di Kedutaan Besarnya di Washington pada 8 Desember lalu. Terlihat menarik karena di bawah lambang resmi Ukraina terlihat logo-logo kontraktor militer besar seperti Lockheed Martin, Raytheon, Northrop Grumman, dan Pratt & Whitney sebagai sponsor acara.

Lockheed Martin perusahaan senjata terbesar di dunia ini misalnya, telah mengirimkan sejumlah rudal anti-tank dan sistem pertahanan rudal ke Ukraina tahun ini. Apalagi Presiden Joe Biden sejauh ini telah berkomitmen untuk memberikan bantuan militer ke Ukraina sebesar $19,3 miliar – sehingga konflik Ukraina menjadi ladang yang sangat menguntungkan bagi bisnis senjata mereka.

Lockheed Martin sendiri dilaporkan akan memproduksi sekitar 2.100 rudal Javelin per tahun menjadi 4.000 – karena sangat diminati di Ukraina. Tidak mengherankan bila saham perusahaan naik sekitar 38% tahun ini.

Empat perusahaan senjata yang disebutkan di atas bukan sekadar logo dalam undangan kedutaan Ukraina. Mereka adalah bagian dari jaringan kepentingan yang sangat kompleks dan sangat mempengaruhi kebijakan luar negeri Washington – terutama dengan terjadinya berbagai perang proksi AS di berbagai belahan dunia yang mengorbankan perdamaian global namun sangat menguntungkan bagi para produsen senjata

Baca Juga:  Bupati Nunukan Melepas KKN-PPM UGM Tahun 2024

Presiden Biden sendiri, pada bulan Mei, tanpa malu-malu mengatakan bahwa para pekerja Lockheed di pabrik perusahaan di Alabama telah berkontribusi langsung pada kasus kebebasan. “Anda telah memungkinkan rakyat Ukraina untuk membela diri tanpa kami harus mengambil risiko terlibat dalam perang dunia ketiga dengan mengirimkan tentara Amerika melawan tentara Rusia,” kata Joe Biden.

Amerika Serikat (AS) telah mengobarkan perang yang tidak dapat dimenangkan di Ukraina yang telah berdampak langsung terhadap terjadinya krisis energi di Eropa – karena AS memang sangat menentang kerjasama energi Eropa-Rusia.

Di balik konflik Ukraina itu, ada kelindan yang sangat kompleks berbagai kepentingan korup baik pemerintah maupun swasta dengan geopolitik dan geoekonomi AS. Sehingga dengan memperpanjang konflik Ukraina telah membuat perusahaan-perusahaan Eropa menjadi tidak kompetitif sehingga AS dapat memaksa Eropa untuk membeli energi darinya.

Harus diakui bahwa kelindan Pentagon dengan kepentingan para kontraktor pertahanan atau yang dikenal dengan Military Industrial Complex (MIC) sangat memengaruhi kebijakan publik AS. Betapa tidak bila kelindan itu telah menjadi “urat nadi” bagi kehidupan kontraktor pertahanan, Pentagon, dan politisi.

Baca Juga:  Mengapa NATO Begitu Khawatir Dengan Kesepakatan Rudal Rusia-Iran?

Alfred W McCoy, Sejarawan University of Wisconsin–Madison bahkan mengklaim, bahwa sejak serangan teroris 11 September, komunitas intelijen AS “telah membangun cabang keempat dari pemerintah AS” yang “dalam banyak hal bersifat otonom dari eksekutif, dan semakin meningkat”. (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 37