Kolom

Menanti Gunung Api Mendeform Diri

NUSANTARANEWS.CO – Masa depan berujung “jalan buntu” yang diliputi frustasi sering menjadi “wabah nasional” yang meruyak mengisi menambah masa panjang kebekuan bangsa akibat bercokolnya banyak pejabat pemerintahan yang korup, sombong, dan mulai benturan antar kepentingan, sementara rakyatlah yang akan tetap jadi korbannya.

Ketika para terdidik, para pengurus partai, anggota DPR dan aparat penegak hukum bertumbangan masuk penjara akibat korupsi e-KTP berjamaah dan terkena Operasi Tangkap Tangan (OTT) karena korupsi lainnya, dan ketika reformasi bergerak tanpa kawalan moral dan nyeleweng dari cita–cita luhur bangsa, maka yang terjadi adalah penggulingan-penggulingan antar kepentingan berbasis nafsu.

Inilah ujung jaman Kalabendu; ketika puluhan, ratusan bahkan ribuan pejabat pemerintahan masuk penjara karena korupsi sementara lebih dari 70 persen UU bermasalah dan dikentarai “pesanan asing” yang berpotensi memperpanjang penderitaan panjang rakyat akibat penjajahan modern. Ketika sumber daya alam mulai terkikis habis, namun puluhan juta rakyat masih di bawah garis kemiskinan.

Baca Juga:  Polres Sumenep Gelar Razia Penyakit Masyarakat di Cafe, 5 Perempuan Diamankan

Saat ini sekitar 80 persen ladang migas di Indonesia dikuasai asing. Asing dalam hal ini berbentuk Multi National Corporation (MNC) atau pun negara. Sehingga, bisnis dan kekuasaan begitu kental dalam pengelolaan migas di negeri ini, tak peduli bahwa itu mengkebiri pasal 33 UUD 45.

Rakyat terkhianati, rakyat “teraniaya” tidak ada hijab dengan Allah, jerit orang teraniaya langsung didengar Allah. Dan memang betul apa kata Bung Karno bahwa Tuhan bersemayam di hati si miskin. Tsunami Aceh merupakan peringatan meskipun itu fenomena alam yang pasti terjadi.

Alam semesta “ikut marah” bukanlah pseudo futurism, ini adalah peristiwa nyata seperti yang terjadi sejak jaman Nabi Nuh (kapal Nuh), Daud dengan dzikir gunung dan burung-burungnya, atau pada kasus Musa yang meruntuhkan Fir’aun hingga nabi terakhir Muhammad dengan mukjizat Ababilnya yang membawa bara api neraka menghanguskan para pemimpin yang korup.

Jangan kira ini tak akan mendatangkan petaka langit yang lebih keras seperti terjadinya tsunami di Aceh, Jakarta dan kota maksiat lainnya. Satu-Dua gunung api mulai menggeliat hingga akhirnya 9 gunung meletus dalam satu hari, dan waktu itu dimungkinkan akan datang.

Baca Juga:  Polres Sumenep Gelar Razia Penyakit Masyarakat di Cafe, 5 Perempuan Diamankan

Penulis: Mbah Salim / Editor: Eriec Dieda

Related Posts

No Content Available