NUSANTARANEWS.CO – Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin melepas 175 santri penghafal al Quran ke Turki untuk memperdalam agama Islam selama dua tahun. Lukman berpesan agar para penghafal menjaga nama baik Indonesia dan pondok pesantren yang menaunginya, Sulaimaniyah.
“Allah menyebut para penghafal Alquran dengan mendapat derajat yang tinggi dan mendapat berbagai keutaman,” kata Lukman, Selasa (2/8).
Menurut Lukman, program ini sangat diperlukan untuk mencetak ulama masa depan yang mumpuni. Indonesia, kata dia, butuh ulama yang berwawasan luas, tidak mudah menyalahkan dan mengkafirkan orang lain.
“Kita butuh ulama yang menghargai perbedaan kultural di Indonesia, kita juga butuh ulama yang mengajarkan Islam secara damai dan penuh kesejukan,” katanya.
Salah satu santri yang mengikuti rombongan ini, Luqmanul Hakim menceritakan, bahwa dirinya sangat senang mengikuti program beasiswa ini. Setiap hari ia harus menyetorkan 1 hingga 3 halaman Alquran yang berjumlah 500-an halaman itu.
“Menyenangkan, karena metode yang diajarkan disini sangat mudah untuk menghafal,” kata Lukman.
Namun, Lukman juga pernah mengalami kesulitan dan selama 5 hari tidak menyetor hafalan. Persoalan pribadi dan keluarga menjadi faktor kunci yang terkadang mengganggu saat menghafal Alquran.
“Misal ada keluarga yang meninggal atau sakitn kadang kangen juga dengan keluarga, itu bikin susah untuk setoran hafalan,” kata dia.
Sekedar informasi, program ini disponsori oleh Kementerian Agama dengan lembaga ICCI (United Islamic Cultural Centre of Indonesia-Turkey). Program ini terdiri dari dua kelompok usia, yaitu 13-18 tahun dan 18-22 tahun.
Sebelum di kirim ke Turki, mereka harus mengikuti program pendidikan selama 2 tahun untuk mendapat ijazah kelulusan menghafal Alquran 30 juz, kemudian dilanjutkan ke Turki selama 3 tahun untuk mendalami ilmu agama Islam, serta kemampuan bahasa Arab dan Turki.
Hari ini merupakan wisuda ke 9, dan sudah memberangkatkan santri ke Turki sebanyak 5 kali. Kini jumlah pesantren Sulaimaniyah memiliki 22 cabang di seluruh Indonesia, dengan jumlah santri 801. (Achmad)