Spiritual

Menag Gelar Evaluasi Haji 2018 di Wisma Haji Makkah

menteri agama, lukman hakim saifuddin, menag, evaluasi haji, haji 2018, daker makkah, nusantaranews, nusantara news, nusantara
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menggelar rapat evaluasi haji tahun 2018 di Kantor Daker Makkah, Selasa (25/9/2018). (Foto: Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Makkah – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menggelar rapat evaluasi haji tahun 2018. Evaluasi digelar di Kantor Daker Makkah dan diikuti oleh Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, para Kepala Daerah Kerja serta sejumlah kepala bidang layanan haji mulai dari transportasi, katering, akomodasi, dan perlindungan jemaah.

Tampak hadir juga, Sekretaris Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Muhajirin Yanis. Rapat diawali dengan laporan Ketua PPIH Arab Saudi Ahmad Dumyathi Basori terkait progres pelaksanaan haji. Menurutnya, sampai 24 September 2018, total sudah 191.093 jemaah haji yang sudah kembali ke Tanah Air. Mereka terbagi dalam 475 kloter, 257 kloter terbang dengan Garuda Indonesia dan 218 kloter terbang dengan Saudia Airlines.

“Total ada 358 jemaah wafat, 59 masih dirawat. Sampai hari ini, masih ada 36 kloter dengan 11.836 jemaah di Madinah,” ujar Dumyathi, Senin (24/9/2018).

Terkait layanan transportasi, Dumyathi menjelaskan bahwa PPIH telah mengoperasikan 370 bus shawalat selama gelaran haji. Adapun untuk layanan Makkah–Arafah 1.470 bus, Arafah–Muzdalifah 490 bus, Muzdalifah–Mina 350 bus, dan Mina–Makkah sebanyak 1.470 bus.

Baca Juga:  Tanah Adat Merupakan Hak Kepemilikan Tertua Yang Sah di Nusantara Menurut Anton Charliyan dan Agustiana dalam Sarasehan Forum Forum S-3

Layanan transportasi lainnya adalah rute Madinah menuju Makkah untuk gelombang pertama dan Makkah menuju Madinah untuk gelombang kedua. Total lebih dari 4600 armada yang digunakan untuk layanan ini.

Jumlah yang tidak kalah banyak adalah layanan transportasi Makkah ke Bandara Jeddah dan sebaliknya. Total lebih dari 4700 armada yang digunakan. Adapun untuk layanan Madinah–Bandara (PP) mencapai 4.500 armada.

Terkait katering, total ada 14.274.042 boks yang didistribusikan kepada jemaah selama di Makkah. Selain itu, 3.606.202 boks yang dibagikan ke jemaah selama di Madinah.

“Total ada 2.869.027 boks katering yang diberikan kepada jemaah selama fase Armina. Adapun untuk layanan katering di bandara, total mencapai 205.495 boks,” tuturnya.

Menag Lukman Hakim Saifuddin mengapresiasi kinerja PPIH Arab Saudi pada musim haji 1439H/2018M. Menurutnya, secara umum penyelenggaraan haji tahun ini berjalan dengan baik. “Itu telah diakui publik juga oleh kalangan media massa. Bahkan Presiden Jokowi telah memberikan apresiasi atas suksesnya haji tahun ini,” ujar Menag.

Baca Juga:  Pemdes Jaddung dan Masyarakat Gelar Istighosah Tolak Bala Penyakit, untuk Desa Lebih Baik

Kepada jajarannya, Menag mengingatkan sejumlah inovasi yang harus dilakukan pada musim haji mendatang. Tahun 2019, setidaknya ada delapan inovasi yang akan dilakukan, dan empat di antaranya relatif baru.

Pertama, fast track untuk proses imigrasi jemaah. Inovasi ini akan berimplikasi positif terhadap layanan jemaah karena tidak perlu antri lama setibanya di Arab Saudi.

“Sejak di Tanah Air, perlu dipersiapkan dengan cermat, akurat dan teliti dan perhitungan yang sangat matang,” pesan Menag.

Kedua, pemondokan Full Musim. Tahun ini, sejumlah hotel di Madinah sudah disewa full musim. Menag minta, tahun depan seluruh pemondokan jemaah di Madinah sudah full musim. Hal itu akan memudahkan proses penempatan jemaah selama berada di Kota Nabi.

Ketiga, pemberian nomor pada tenda Arafah dan Mina. Ini dimaksudkan agar setiap kloter sudah mengetahui maktab dan tendanya. Dengan demikian, jemaah tidak perlu berebut tenda sesampainya di Arafah dan Mina.

“Kita yang harus mengatur, bukan muassasah. Pada saat yang sama, kita bisa mengontrol muassasah dalam menyediakan tenda,” harapnya.

Baca Juga:  Tradisi Resik Makam: Masyarakat Sumenep Jaga Kebersihan dan Hikmah Spiritual Menyambut Ramadan

Keempat, revitalisasi satgas. Ke depan, jumlah dan kulifikasi harus benar-benar dihitung agar sesuai kebutuhan lapangan.

“Catatan dalam evaluasi ini agar bisa dimatangkan sebagai bahan dalam melakukan evaluasi nasional,” tandasnya.(rb)

Editor: Ani Mariani

Related Posts

1 of 3,159