Budaya / Seni

Menag dan Putri Gus Dur Pertanyakan Kata ‘Kau’ dan ‘Kacung Makelar’ dalam Puisi Fadli Zon

gusdurian, jaringan gusdurian, ham award, ham asia, pejuang kebebasan beragama, pejuang toleransi, pejuang hak minoritas, toleransi beragama, nusantaranews, alissa wahid
Sekjen Gusdurian Alissa Qotrunada Munawaroh-Rahman (Alissa Wahid). (Foto: Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Puisi Fadli Zon berjudul “Doa Yang Ditukar” yang dijadikan tweet sematan di akun twitter pribadinya masih menjadi perbincangan warganet. Sebab puisi tersebut lahir dicipta pasca Kiai Maimoen Zubaer keliru menyebut nama dalam doa yang dipanjatkan beberapa waktu lalu, maka banyak yang bertanya puisi tersebut ditujukan kepada siapa.

Di kolom komentar tweet sematan tersebut, Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin pun meminta klarifikasi kepada Fadli Zon terkait kata “Kau” di dalam puisi “Doa yang Ditukar”. Apakah kata “Kau” untuk menunjuka sang pendoa alias Kiai Maimoen atau siapa?

“Pak @fadlizon Yth, Agar mendapatkan kejelasan, saya mohon tabayyun (klarifikasi): apakah yg dimaksud dengan ‘kau’ pada puisi tsb adalah Simbah Kiai Maimoen Zubaer? #doayangditukar,” tulis Menag Lukman melalui akun twitterofficial-nya,@lukmansaifuddin.

Pertanyaan serupa dan lebih lugas juga diutarakan oleh putri mendiang Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Alissa Wahid. Kepada si empunya puisi, Alisa mempertanyakan siapa ‘bandar’, ‘pembisik’, dan ‘kacung makelar’ yang dimaksud oleh Fadli di bait kedua puisi tersebut.

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

“Siapa bandar? Siapa pembisik? Siapa kacung makelar? Bukan “Kau”,” tanya Alissa menyusul pertanyaan Menag di kolom komentar.

Menanggapi hal tersebut, Fadli justru mengajak Alisa diskusi tentang puisi. Atas tawaran atau ajakan tersebut, Alisa tidak menerima ajakan Fadli untuk melakukan diskusi puisi dalam satu forum. Tetapi syaratnya, Fadli mesti menjawa dulu pertanyaan yang diajukan tadi.

“Boleh. Skr mohon jawab dulu supaya saya tak salah paham…” cuit Alissa.

Atas pertanyaan yang diajukan, Alisa menjelaskan bahwa dirinya tidak menyoal peran Ketua Umum PPP M. Romahurmuzziy dan Capres 01 Joko Widodo yang tercakup dalam doa Kiai Maimoen. Tetapi, Alisa fokus pada sosok Kiai Maimoen.

Baca Juga:  Tanah Adat Merupakan Hak Kepemilikan Tertua Yang Sah di Nusantara Menurut Anton Charliyan dan Agustiana dalam Sarasehan Forum Forum S-3

“Wankawan, mohon dicermati, saya tidak mengurus soal pak Romi atau bahkan pak Jokowi dalam soal puisi pak @fadlizon. Concern saya hanya soal Kyai Maimoen Zubair,” tweetnya.

Alissa juga mengungkapkan alasan dia mengomentari puisi Fadli Zon.

Simak: Fadli Zon dan Romahurmuziy Berpuisi Sebab Prabowo Tersebut Dalam Doa Kiai Maimun untuk Jokowi

“Saya tidak pernah mengomentari pak @fadlizon sebelum ini. Namun kali ini kalau “kau” dalam puisinya adalah Mbah Moen, sudah keterlaluan menyindir Mbah Moen sebagai membegal doa. Pak @prabowo sebelum ini datang juga diterima Mbah Maimoen baik2 kok,” tulis Alissa.

Pewarta: M. Yahya Suprabana
Editor: Achmad S.

Related Posts

1 of 3,156