Budaya / SeniPuisi

Membicarakan Kematian di Ujung Ingatan

Puisi Muhamad Arifin

MEMBICARAKAN KEMATIAN DI UJUNG INGATAN

maut berseliweran dalam kota maupun desa
didalam bus atau kendaraan bermontor
maut begitu dekat—sebelum nasib
menjadi bubur dalam lanskap sebuah pagi

tentu saja, ketika hari-hari begitu mengerikan
mulut dan tangan-tangan menjadi setan
pada masanya—ia berfirkir menjadi keringat manusia
didalam kerenda—sunyi menjadi gelombang
patahan setiap jejak—dikiaskan menjadi rajam

pada jembatan dibagi menjadi tuju
sirathal mustaqim menjadi—jalan terakhir
kita berbicara pada ladang permata
atau hendak menjadi sepasang setan sekarat

kita disaksikan dalam tungku
dalam dua kisah;
antara murka yang menjadi nirwana
sebelum surga menjadi buah asmara
atau neraka dalam lanskap keperihan
membabi buta merana.

Semarang, 02 November 2017

Related Posts

1 of 184