Budaya / SeniPuisi

Membicarakan Kematian di Ujung Ingatan

Puisi Muhamad Arifin

MEMBICARAKAN KEMATIAN DI UJUNG INGATAN

maut berseliweran dalam kota maupun desa
didalam bus atau kendaraan bermontor
maut begitu dekat—sebelum nasib
menjadi bubur dalam lanskap sebuah pagi

tentu saja, ketika hari-hari begitu mengerikan
mulut dan tangan-tangan menjadi setan
pada masanya—ia berfirkir menjadi keringat manusia
didalam kerenda—sunyi menjadi gelombang
patahan setiap jejak—dikiaskan menjadi rajam

pada jembatan dibagi menjadi tuju
sirathal mustaqim menjadi—jalan terakhir
kita berbicara pada ladang permata
atau hendak menjadi sepasang setan sekarat

kita disaksikan dalam tungku
dalam dua kisah;
antara murka yang menjadi nirwana
sebelum surga menjadi buah asmara
atau neraka dalam lanskap keperihan
membabi buta merana.

Semarang, 02 November 2017

MENEMUKAN MIMPI PENDEK

mimpi yang sama
menguburku dalam ketakutan
aku berlari jalang
jerit kata-kata bisu
pada doa aku bersajak
goda setan membakar
pukul satu rintik embun berlabuh
kusentuh dan menunduk
tengadah,
tuhan tolang
hidup dalam nafas keikhlasan.

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Semarang, 20 Maret 2017.

SEPEDA PEMBERIAN AYAH

tentu kau masih ingat
ketika bangun tidur
ayahmu pulang dari pasar
memikul sepeda bermerk phoenix
biru warnanya—ada lampu mini di depan stang

kau belajar terus terang
ketika temanmu datang kau bunyikan bel
ayahmu yang hendak berlagu
seperti harapanmu bagi semesta
menaiki sepeda dengan anggun ceria
tak lepas dari kata sederhana
“ayah, aku sudah besar!”
tentu kau akan bersepeda ke bibir langit
dan tersenyum bersama gemintang
hore-hore.

Semarang, 29 Oktober 2017

Muhamad Arifin, lahir pada 21 April 1998 di dusun Domas, Desa Kenteng, Toroh, Grobogan, Jawa Tengah. Alumni Pondok Pesantren Al-anwar Mranggen Demak, Mahasiswa Ilmu Komunikasi USM. Bergiat di Forum Komunikasi Mahasiswa Islam USM. Puisinya tersiar di berbagai media cetak , Radar Mojokerto, Tribun Bali. Buku kumpulan puisi bersama Memo Anti Terorisme (2016)Memo Anti Kekerasan Terhadap Anak (2016)  Aquarium & Delusi 1000 Penyair Terpilih Nusantara penulis buku tamu Gunawan Maryanto (2016).dalam waktu dekat ia akan menerbitkan buku tunggal.

__________________________________

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]

Related Posts

1 of 120