Gaya HidupPeristiwaTerbaru

Membawa Sisa Makanan Kini Menjadi Tren Aturan di Eropa

NUSANTARANEWS.CO – Di bumi nusantara, budaya bungkus-membungkus makanan sudah menjadi hal yang lumrah dan dianggap wajar. Misal ketika dalam acara arisan, ibu-ibu sesudah acara rajin membungkus sisa-sisa makanan untuk dibawa pulang ke rumah. Hal tersebut kemudian menjadi tradisi pula bagi anak-anak di rumah menanti oleh-oleh kue arisan. Demikian pula ketika kita makan di restoran, membungkus makanan sisa juga merupakan hal yang biasa. Tapi tidak di Eropa. Tradisi bungkus-membungkus sisa makanan bukanlah budaya umum masyarakat Eropa.

Di tengah situasi batas ini, pemerintah Eropa mulai melakukan efisiensi untuk urusan sampah makanan. Seperti diketahui, bahwa limbah makanan kini sudah menjadi masalah dunia. Pemerintah Italia akan segera membuat peraturan baru untuk mengurangi limbah makanan. Rancangan undang-undang penanganan limbah di Italia didukung oleh 181 senator dengan 2 menolak dan 16 abstain. Tujuannya peraturan tersebut adalah untuk mengurangi jutaan ton limbah makanan setiap tahunnya.

Bukan itu saja, sebab menurut laporan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) ada 40 persen makanan di Eropa yang terbuang begitu saja. Jumlah tersebut dianggap dapat memenuhi kebutuhan makan 200 juta orang. Di Italia saja, limbah makanan yang berasal dari rumah tangga dan industri bisa mencapai US$13.4 juta atau setara Rp174 triliun.

Baca Juga:  Pemkab Nunukan Gelar Konsultasi Publik Penyusunan Ranwal RKPD Kabupaten Nunukan 2025

Menurut salah satu konsultan kuliner terkemuka, sejak 1990-an beberapa pemilik restoran di Prancis sudah mencoba membiasakan orang-orang Prancis untuk membawa pulang makanan sisa, tapi selalu gagal. Karena membungkus makanan bukanlah budaya Prancis.

Namun kini, orang Prancis mau tidak mau harus membiasakan membungkus makanan yang tak habis. Pasalnya, mulai tahun ini, restoran harus mengurangi sampahnya atau harus membayar denda. Aturan ini dibuat untuk memenuhi target mengurangi limbah hingga setengahnya pada 2025. Oleh karena itu, sekarang ini pemerintahan Eropa sedang gencar mempromosikan family bags atau doggy bags, yakni sebuah konsep yang meminta para tamu restoran untuk membawa pulang sisa makanannya. (banyu)

Related Posts

1 of 10