Lintas Nusa

Membangun SDM Papua dengan Pendekatan Budaya untuk Papua Penuh Damai

sdm papua, pendekatan budaya, papua penuh damai, nusantaranews
Sebuah Talkshow bertajuk Membangun SDM Papua dengan Pendekatan Budaya untuk Papua Penuh Damai di Manokwari, Senin (28/10). (Foto: Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Manokwari – Sejumlah tokoh hadir dalam sebuah talkshow yang digelar Kedai Kaca Family, Bumi Marina, Manokwari, Papua Barat pekan ini berdiskusi mengenai pembangunan Papua. Kegiatan ini digelar oleh Mata Garuda Papua Barat dan Lentera Indonesia Institute mengusung tema dialog kebangsaan.

Adapun sejumlah tokoh tersebut di antaranya Yusuf Sawaki (staf dosen UNIPA dan Center for Endangered Langaunges Documentation), Pdt Sadrak Simbiak (tokoh agama dan Ketua FKUB Papua Barat) dan Reynold Redjauw (tokoh muda Papua dan Koorinator Oke Jack Manokwari).

Dalam kesempatan tersebut, Yusuf Sawaki mengajak anak-anak Papua untuk bisa menghilangkan rasa minder atau rasa malu yang dinilai kerap menjadi kebiasaan anak-anak asli Papua ketika berinteraksi dengan suku lain.

“Kita harus berani memberitahukan kepada masa depan tenbtang apa yang akan saya lakukan,” katanya.

Kemudian, Pdt Sadrak Simbiak yang juga didapuk sebagai narasumber mengatakan anak-anak asli Papua masih memelihara kebiasaan minder atau malu. Tapi, kata dia, anak-anak Papua juga harus membentuk budaya rasa bersalah agar dapat membentuk cara berpikir untuk mau berusaha dan merasa bersalah.

Baca Juga:  Irwan Sabri Serahkan Berkas Formulir Bakal Calon Bupati Nunukan Kepada PDI Perjuangan

Selain itu, Sadrak juga mengungkapkan bahwa dirinya banyak belajar dari agama lain tentang konsep ekonomi, misalnya ekonomi syariah yang dijalankan oleh muslim.

Selanjutnya, Reynold Redjauw. Menurutnya, UU OTSUS membuat pemikiran orang Papua berpikir menjadi lebih sempit dan menjadi kompetitor sehingga selalu menjadi pengemis kepada pemerintah. Selalu menuntut tanpa mau bekerja.

“Kita anak-anak asli Papua harus mau keluar dari zona nyaman dan mau bersaing di dunia usaha dengan warga nusantara yanga ada di Papua, jangan hanya selalu mengharapkan proyek plat merah dari pemerintah. Kita harus melihat titik balik dalam kehidupan ini agar dapat mengembangkan potensi yang ada dalam diri masing-masing tanpa melihat latar belakang pendidikan. Saya adalah lulusan peternakan tapi tidak menjalankan peternakan tapi dapat mengusahakan ojek online pertama yang ada di Manokwari,” tuturnya.

“Bagaimana cara kita mengelola informasi yang baik juga sangat berpengaruh kepada cara kita menjalani kehidupan di Papua. Banyak anak-anak muda saat ini yang hanya berfokus pada informasi yang tidak penting di media sosial, sedangkan informasi yang positif jarang sekali dilirik atau dikomentari. Ini menunjukan bahwa kita masih suka melihat atau membicarakan hal yang negatif dari pada hal positif, jadi jangan kaget kalau terjadi konflik-konflik sosial yang ditimbulkan oleh berita-berita yang belum diketahui kebenarannya,” lanjut Reynold.

Baca Juga:  Bupati Nunukan Resmikan Pemanfaatan Sumur Bor

Talkshow ini sengaja digelar dengan landasan bahwa Tanah Papua dengan Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik agar dapat mengelola sumber daya tersebut. Potensi sumber daya manusia unggul, lahir dari pendidikan yang kontinu sehingga menghasilkan SDM yang handal di bidangnya. Mengingat tanah Papua merupakan daerah yang masih memegang teguh nilai-nilai adat dan budaya yang sangat kuat maka diharapkan agar SDM yang ada di Papua harus memegang teguh adat dan budaya yang ada di tanah Papua agar pembangunan di Papua dapat berjalan tanpa mengesampingkan warisan budaya yang sudah mengakar di kalangan masyarakat.

Orang Papua sebenarnya mempunyai budaya dalam hidup bersosial yang baik. Namun, hari ini penetrasi dan dampak negatif dari budaya luar semakin memprihatinkan. Minuman keras (miras), ganja, lem fox dan penghasut, merupakan beberapa persoalan yang dihadapi. Ini mungkin berangkat dari hidup berbudaya kita dalam kehidupan sosial yang semakin memudar atau krisis-degradasi budaya. Yang dimaksudkan hidup berbudaya adalah nilai-nilai pribadi dalam berkeluarga, dalam berinteraksi sosial, pribadi dengan cara hidup yang positif dalam balutan budaya Papua. Oleh sebab itu, membangun Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pendekatan budaya demi menciptakan lingkungan bersosial yang kondusif dan aman sangat diperlukan.

Baca Juga:  Jamin Kenyamanan dan Keselamatan Penumpang, Travel Gelap di Jawa Timur Perlu Ditertibkan

“Ini berarti kita siap mengaktifkan kembali dan berjalan bersama budaya leluhur & menyerap budaya baru yang membawa hal positif dalam melihat sesuatu. Budaya baru tersebut adalah budaya memverifikasi atas kebenaran suatu informasi agar tidak secara mentah-mentah menelan berita yang belum tentu terbukti kebenarannya atau yang sekarang lebih dikenal dengan kata hoax,” rilis kegiatan tersebut.

Situasi tersebut mendorong Mata Garuda Papua Barat dan Lentera Indonesia Institute untuk menggelar kegiatan dialog kebangsaan dengan tema Membangun SDM Papua Dengan Pendekatan Budaya. Adapun tujuan dari talkshow ini di antaranya memberikan wawasan dan informasi mengenai dunia pendidikan di jenjang Magister dan Doktoral.

Kedua, peserta dapat memahami pentingnya pengetahuan budaya dalam proses pembelajaran yang formal maupun non formal. Ketiga, mengubah mindset dari anak-anak muda Papua agar memiliki jiwa kompetitor. Keempat, menciptakan kedamaian di Tanah Papua. (eda)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 3,049