Khazanah

Membangun Museum Nabi Muhammad di Bandung

NUSANTARANEWS.CO – Sebentar lagi akan dibangun museum Nabi Muhammad SAW oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Bangunan museum ini akan rencananya akan didesain dengan konsep terapung di atas danau buatan Gedebage, Bandung. Menurut paparan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, jadwal pembangunan akan dimulai bersamaan dengan peringatan hari jadi Provinsi Jawa Barat pada 19 Agustus 2016. Terkait namanya akan diintegrasikan dengan Masjid Al-Jabbar. Dengan alasan nama itu mirip dengan akronim atau singkatan Jawa Barat dan juga identik dengan ilmu Matematika yaitu Aljabar.

Sedangkan Asisten Daerah (Asda) II Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Deny Juanda Puramidaja, mengungkapkan bahwa Masjid dan Museum itu memiliki ukuran 99×99 meter yang akan didirikan di atas lahan 21 hektare. Menurut perkiraan, Masjid itu mampu menampung 30-50 ribu jemaah. ia juga menjelaskan, total anggaran yang disiapkan Pemprov Jabar untuk membangun fisik masjid dan museum itu selama dua tahun adalah Rp500 miliar. Desain bangunan terdiri dari dua lantai. Lantai atas sebagai tempat ibadah dan lantai dasar digunakan untuk keperluan publik salah satunya sebagai museum.

Masjid ini akan dilengkapi dengan sarana pesanteren kilat, museum sejarah Islam dan museum tentang sejarah Jawa Barat, manasik haji dan tempat pertemuan. Adapun konseptor yang ditunjut untuk melaksanakannya adalah Ridwan Kamil. Konsep arsitekturnya memang dipilihkan oleh Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dengan menggunakan rumus matematika. Tidak hanya itu, sejumlah fasilitas di dalamnya termasuk museum merujuk pada contoh museum di Mekkah dan Madinah.

Atas alasan itulah, Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada sejak 4 Juni 2016 lalu bersama rombongan mengadakan studi banding ke Museum di Mekkah dan Madinah, salah satunya ke museum Asmaul Husna di Madinah dan Museum Assalamualaika Ayyuhan Nabi di Mekkah. Tujuannya adalah untuk mengetahui secara detail tentang isi museum dan maknanya.

Tujuan kunjungan ke museum-museum di Arab Saudi menurut Deny Juanda guna melakukan studi rinci mengenai latar belakang, makna dan pilihan strategi perwujudan museum sehingga tercipta proses pembelajaran bagi masyarakat dunia untuk lebih mengagumi kekuasaan Allah SWT. Selain itu, studi museum juga menjadi inspirasi dan rujukan dalam menyusun kerangka acuan kerja serta belajar model pemanfaatan museum sebagai tempat belajar sehingga terjadi peningkatan kualitas keimanan multi level generasi penerus.

Kunjungan ke Museum Nabi Muhammad di Mekkah sebenarnya jawaban dari surat gubernur Jabar yang dikirim ke manajemen museum di Mekkah, supaya menerima studi banding tim pembangunan replika museum Nabi Muhammad.

Rombongan itu dipimpin oleh Denny Juanda Puradimadja. Sementara anggota rombongan adalah Asda III Bidang Kesra Setda Jabar Ahmad Hadadi, Kepala Dinas Pemukiman dan Perumahan Jabar Bambang Rianto serta Kadisnaker, Transmigrasi Jabar Ferry Sofwan, Arsitek dan Dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) Baskoro Tedjo, dan Alumni ITB dari Tim Perencanaan Mesjid Terapung Gede Bage Bayu Wahyudin.

Rombongan diterima langsung oleh Kepala dan Pembina Museum Assalamualaika Ayyuhan Nabi Dr Naser Bin Musfir Alzahrani dan Direktur Eksekutif Museum Assalamualaikan Ayyuhan Nabi Khalid Kamal. Kedua pihak sepakat untuk mengembangkan cabang di Provinsi Jabar berupa replika museum yang ada di Mekkah.

Alhasil, Museum Nabi Muhammad di Mekkah merestui rencana Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk membangun museum Nabi Muhammad di Bandung. Karena sudah direstui dari Mekkah, dalam masa pembangunannya nanti, Pemprov Jabar juga akan mendapat pengawalan langsung dari pihak Museum Mekkah. Karenya, dalam waktu dekat, draft kerjasama antara Pemprov Jabar dan pengelola Museum Nabi Muhammad di Mekkah juga akan disiapkan. Kerja sama ini akan berlangsung baik mengingat, dengan berdirinya replika museum ini kelak, maka museum di Bandung menjadi bagian dari 30 replika museum Nabi Muhammad di dunia.

Bahkan, Dr Naser sangat mengapresiasi kebijakan gubernur Jawa Barat yang berencana membangun museum Nabi Muhammad. Menurutnya, melalui museum dan replika museum, maka akan tersaji informasi dalam bentuk audio dan visual tentang sejarah alam, Nabi Muhammad dan Islam secara utuh. Dengan tujuan agar masyarakat  mengetahui Islam secara kaffah. (Sel)

Baca Juga:

Menikmati Senja di Candi Plaosan di Bulan Puasa
Menikmati Indahnya Berpuasa dengan Berwisata Religi di Jakarta
Melirik Potensi Wisata Ziarah
Gerakan Batin : Sejuta Qulhu Untuk Kesalesan Sosial dan Spritual
Membangun Nasionalisme dari Pengajian

Related Posts

1 of 2