Khazanah

Masyarakat Samin dan Prinsip Pengelolaan Lingkungan

NUSANTARANEWS.CO – Jumari (2012) dalam desertasinya di Institut Pertanian Bogor (IPB) berjudul Etnobiologi Masyarakat Samin menjelaskan masyarakat Samin adalah masyarakat penganut ajaran Samin Surosentiko yang muncul pada akhir abad ke-19. Mereka kata Jumari merupakan petani pedesaan yang kehidupannya sangat tergantung pada sumberdaya alam. Sehingga memiliki pengetahuan bagaimana mengelola sumberdaya alam dan lingkungannya.

Pengetahuan yang dimiliki masyarakat lolak inilah lanjut dia mulai banyak ditinggalkan digantikan dengan pengetahuan dan teknologi baru dari luar. Proses pembangunan dan kemajuan teknologi tidak dapat dihindari menjadi salah satu pemicu sekamin terdegradasinya pengetahuan lokal.

Menurut Jumari untuk mengungkapkan pengetahuan lokal masyarakat diperlukan kajian berbagai bidang etnosian. Dimana, lanjut dia etnobiologi merupakan suatu bidang Etnosian yang mengkaji interaksi masyarakat lokal dengan sumberdaya hayati.

Pendekatan ini dilakukan oleh Jumari untuk meneliti proses adaptasi yang dilakukan masyarakat Samin terhadap kondisi lingkungan mereka tempat beraktivitas, melalui cara-cara pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya yang mereka miliki dan kenali. Terkait dengan sistem teknologi konsep pengelolaan dan pemanfaatan serta akibat yang dihasilkan atas interaksi kegiatan yang dilakukan.

Berdasarkan penelaahan Jumari mengenai sistem pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungannya didapatkan bahwa masyarakat Samin dalam mengelola sumberdaya alam dan lingkungannya didasarkan pada prinsip memanfaatkan seperlunya dan selalu menjaga keseimbangan sistem sosial dan keselarasan dengan alam sekitarnya.

Praktek pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam hayati dan lingkungan tersebut didasari oleh pandangan hidup mereka. Masyarakat Samin adalah masyarakat tradisional yang mempunyai pandangan menyeluruh terhadap sistem sosial dan ekosistemnya.

Secara sederhana sambung Jumari, masyarakat Samin membagi isi alam dunia ini terdiri dari dua macam. Yakni wong (manusia/hidup) dan sandang pangan (selain manusia/sumber penghidupan). Pandangan mengenai wong dan sandang pangan ini identik dengan konsep manusia dan alam lingkungan dalam pandangan ilmiah. Pandangan ini juga terkait dengan ajaran Manunggaling Kawulo Gusti.

Pewarta/Editor: Romandhon

Related Posts