Ekonomi

Masih Banyak PR Untuk Merealisasikan Merpati Terbang Kembali

Merpati Nusantara Airline (Foto @Merpati)
Merpati Nusantara Airline (Foto @Merpati)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Setelah mendapat suntikan dana sebesar Rp 6,4 triliun dari investor, Merpati dikabarkan akan kembali mengudara pada 2019. Menanggapi hal itu, Pengamat penerbangan nasional, Arista Atmadjati menilai, untuk benar benar bisa mewujudkannya, masih banyak PR (pekerjaan rumah) untuk Merpati yang harus diselesaikan.

“Ya itu baru start awal, masih panjang untuk merealisasikan terbang lagi, karena Merpati kemarin 100 persen milik BUMN, sekarang kan ada investor masuk bawa 6,4 triliun, maka perlu banyak langkah yang harus dilakukan,” kata Arista saat dihubungi kantor berita online nasional NUSANTARANEWS.CO melalui pesan WhatsApp, Rabu (14/11/2018).

Baca Juga:
Pesawat Rusia Dinilai Tak Cocok Bagi Merpati Untuk Mengudara Kembali
Kasus Merpati, Pengamat: Malu Kita Tidak Bisa Merawat Peninggalan Soekarno

Mengenai apa saja langkah yang harus segera dilakukan Merpati supaya bisa terbang kembali, dirinya menjelaskan yang pertama, pihak Merpati harus segera memastikan berapa persen bagian saham untuk dibagikan ke investor. “Ini perlu persetujuan Menkeu, Meneg, BUMN dan Komisi V di DPR,” sambungnya.

Baca Juga:  Harga Beras Meroket, Inilah Yang Harus Dilakukan Jawa Timur

Langkah kedua lanjut dia, Merpati perlu yang namanya approval acc Menhub untuk menterbitkan AOC (Airline of Certificate) yang baru. Pasalanya, AOC lama sudah mati.

Baca Juga: Jangan Biarkan Garuda Mengikuti Jejak Merpati

Ketiga, sebagai maskapai baru kata dia, Merpati setidaknya juga harus menyediakan 5 (lima) pesawat milik sendiri dan 5 (lima) pesawat dengan status sewa. “Ini perlu proses waktu, untuk membeli pesawat,” ungkapnya.

Upaya keempat, kata dia memastikan segala kelengkapan yang dibutuhkan pesawat baru terjamin. “Saya dengar investor memasok pesawat Rusia, merk Irkut MC-21. Bagaimana dan darimana pilot-pilotnya, lisenced pilotnya, trainingnya, spare part pesawatnya, teknisi pesawatnya. Harus lisenced pesawat Rusia lho,” tegasnya.

Langkah kelima, Aristia menyoroti masalah Sumber Daya Manusia (SDM) dari Merpati yang disebutnya sebagai masalah besar yang tidak mudah untuk segera diselesaikan secara singkat. “SDM Merpati yang lama sudah di PHK. Perlu waktu mendidik penerbangan yang baru. Ini juga big problem (masalah besar),” kata dia.

Baca Juga:  Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi UMKM, Pemkab Sumenep Gelar Bazar Takjil Ramadan 2024

Baca Juga:
Sejumlah Maskapai National Flag Carrier Ini Selamat Karena Bail Out
Mempertahankan Dua Maskapai Nasional Flag Carrier adalah Ideal

Terakhir hal yang tak kalah penting kata dia, “Harus dilakukan due diligence (uji kelayakan) tentang investor Merpati. Apakah sudah layak or (atau) belum?” terangnya.

Sebagai informasi, PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) menyatakan siap terbang lagi pada 2019. Pernyataan itu lantaran maskapai pelat merah itu sudah mendapatkan suntukan dana sebesar Rp 6,4 triliun dari seorang investor. Direktur Utama Merpati Asep Ekanugraha mengatakan modal tersebut dinilai sangat cukup untuk kembali menerbangkan Merpati sekaligus secara bertahap melunasi kewajiban utang perusahaan yang mencapai Rp 10 triliun.

Pewarta: Romadhon Emka

Related Posts

1 of 3,049