MancanegaraTerbaru

Masih Ada 815 Juta Orang di Dunia Alami Kelaparan

NUSANTARANEWS.CO – Lima Badan PBB merilis sebuah laporan tahunan menemukan jumlah orang yang kelaparan di dunia secara kronis terus meningkat setelah beberapa dekade terakhir mengalami penurunan.

Laporan bertajuk Ketahanan Pangan dan Gizi Negara di Dunia (The State of Food Security and Nutrition in the World) itu menyatakan sebanyak 815 juta orang mengalami kekurangan gizi kronis pada tahun 2016 lalu, naik sekitar 38 juta lebih dibandingkan setahun sebelumnya sekaligus menyumbang 11 persen dari populasi global.

Meski jumlah orang kelaparan ini relatif menurun jika dibandingkan tahun 2000 silam (900 juta orang) yang tidak memiliki cukup makanan, angka 815 orang tersebut dinilai masih harus menjadi perhatian serius.

Cindy Holleman, seorang ekonom senior di Organisasi Pangan dan Pertanian, seperti dikutip Sputnik, menjelaskan bahwa meningkatnya konflik buatan manusia dan perubahan iklim mempersulit orang miskin mendapatkan akses terhadap makanan. Pasalnya, konflik yang dibuat manusia itu selalu bersamaan dengan terjadinya kemunduran ekonomi.

Baca Juga:  Rawan Timbulkan Bencana di Jawa Timur, Inilah Yang Dilakukan Jika Musim La Nina

“Apakah ini telah menjadi tren dan akan turun, kami tidak yakin. Tapi kami mengirim sinyal peringatan. Kami mengirim pesan bahwa ada sesuatu yang sedang terjadi. Jika anda melihat 815 juta orang kekurangan gizi kronis, 489 juta atau 60 persen di antaranya berada di negara-negara yang terkena dampak konflik. Selama dekade terakhir ini, kami melihat adanya peningkatan konflik yang signifikan. Kami juga melihat bahwa konflik dikombinasikan dengan efek iklim memiliki efek signifikan,” kata Holleman.

Artinya, lebih dari separuh orang yang kelaparan di dunia berada di daerah dengan konflik kekerasan yang telah menghancurkan pertanian lokal dan melumpuhkan akses terhadap persediaan makanan. Negara-negara yang paling banyak terkena dampak termasuk Sudan Selatan, yang menghadapi kelaparan serius, serta Nigeria, Somalia dan Yaman di mana kesemuanya berjuang dengan kondisi kekurangan pangan.

“Hal ini memilukan, ini adalah krisis kemanusiaan,” kata Kepala Program Pangan Dunia (World Food Program), David Beasley.

Baca Juga:  Pemerintah Desa Pragaan Daya Salurkan BLT DD Tahap Pertama untuk Tanggulangi Kemiskinan

Menurut laporan tersebut, hampir 41 juta anak di bawah usia lima tahun kelebihan berat badan pada 2016. Artinya, meski statistik gizi sering diartikan sebagai kelangkaan makanan, tetapi kekurangan gizi juga berkaitan erat dengan fenomena obesitas.

Kepala Program Pangan dan Perubahan Iklim Oxfam menilai, fakta tentang tingginya angka kekurangan gizi tersebut adalah lonceng peringatan yang tidak dapat diabaikan.

“Kita tidak akan mengakhiri kelaparan dan segala bentuk kekurangan gizi pada tahun 2030 kecuali apabila kita mengatasai semua faktor yang menjadi penyebab lemahnya ketahanan pangan dan gizi. Menciptakan kondisi yang damai dan inklusif adalah tindakan yang diperlukan sebagai jalan keluarnya,” katanya. (ed)

(Editor: Eriec Dieda)

Related Posts

1 of 22