OpiniPolitik

Masa Depan Pancasila Sebagai Kenyataan di Bumi Nusantara (Bag.4)

Masa Depan Pancasila Sebagai Kenyataan di Bumi Nusantara
Masa depan Pancasila sebagai kenyataan di bumi nusantara./Foto: Ist.

Masa Depan Pancasila Sebagai Kenyataan di Bumi Nusantara (Bag.4)

Tidak mungkin Pancasila menjadi Kenyataan di Bumi Indonesia kalau Kepemimpinan Nasional tidak terdiri dari orang-orang yang penuh keyakinannya kepada Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
Oleh: Sayidiman Suryohadiprojo

Pelaksanaan usaha ini sangat dipengaruhi Kepemimpinan Nasional yang dipilih bangsa Indonesia. Keyakinan yang kuat itu mendorong Kepemimpinan Nasional untuk melakukan berbagai usaha agar Pancasila sungguh-sungguh menjadi kenyataan di Indonesia, bukan hanya menjadikan Pancasila slogan atau wacana belaka. Keyakinan Kepemimpinan Nasional yang kuat itu akan berpengaruh luas pada masyarakat, baik di Pusat maupun Daerah, sehingga rakyat Indonesia makin kuat pula keyakinannya pada Pancasila Dasar Negara RI.

Dengan dasar itu Kepemimpinan Nasional mempunyai keberanian untuk melakukan program prioritasnya sehingga sungguh-sungguh terwujud. Ini berarti sanggup mengutamakan hal-hal yang perlu dilakukan lebih dahulu agar dana yang tersedia benar-benar terpakai secara efektif untuk mendukung terwujudnya prioritas itu secara nyata.

Baca Juga:  Dukung Di Munas Golkar 2024, Satkar Ulama Jawa Timur Beber Dukungan Untuk Airlangga

Kalau ditetapkan bahwa perwujudan Kesejahteraan Rakyat dilandasi Pembangunan Pertanian, maka Kepemimpinan Nasional sanggup dan berani untuk menetapkan penggunaan dana yang tersedia untuk secepatnya terwujud Sektor Pertanian yang produktif dan kuat daya saingnya, sehingga menjadikan Rakyat Petani golongan masyarakat yang sejahtera.

Selama Kepemimpinan Nasional kurang keberanian untuk bertindak demikian maka tidak akan pernah terjadi fokus dalam pembangunan sehingga tidak pernah ada yang berkembang menjadi kekuatan nyata. Sebagaimana dalam dunia militer seorang panglima yang ingin mempertahankan semua hal, tidak akan dapat membangun pertahanan yang efektif. Sebab selalu dalam kehidupan, apalagi dalam perjuangan tidak pernah ada dana yang mencukupi bagi mengusahakan segalanya secara efektif sekaligus.

Kurang ada keberanian pada Kepemimpinan Nasional untuk fokus merupakan sebab utama mengapa hingga kini tidak ada satu sektor pun dalam kehidupan nasional yang merupakan kekuatan yang nyata. Ketika dalam Orde Baru diperoleh windfall profit dari minyak, pemerintah tak berani memanfaatkan dana besar yang dikuasai untuk mewujudkan kekuatan nyata, melainkan dana itu disebar ke berbagai program yang akhirnya tak ada yang menonjol sebagai kekuatan.

Baca Juga:  Tiga Kader PMII Layak Menduduki Posisi Pimpinan DPRD Sumenep

Sebab itu Kepemimpinan Nasional dalam menjalankan usaha secara berani dan penuh tanggungjawab, selalu menjadikan Kepentingan Nasional ukuran bagi penentuan prioritasnya. Bukan kepentingan golongan, apalagi kepentingan diri dan keluarganya atau partainya. Di pihak lain Kepemimpinan Nasional dapat membangun kepercayaan pada seluruh bangsa bahwa usahanya adalah untuk kepentingan semuanya. Bahwa akan selalu diusahakan agar dengan cepat dan dana minimal satu prioritas dapat diselesaikan dan wujudkan sehingga kemudian beralih kepada fokus berikut yang penting. Sebaliknya Kepemimpinan Nasional dapat menjauhkan sifat yang mengutamakan wacana belaka tanpa ada usaha sungguh-sungguh untuk melaksanakan apa yang dibicarakan. (Bersambung)

Letnan Jenderal TNI (Purn) Sayidiman Suryohadiprodjo, mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat dan Gubernur Lemhanas.
Letnan Jenderal TNI (Purn) Sayidiman Suryohadiprodjo, mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat dan Gubernur Lemhanas.

Related Posts

1 of 3,054