Khazanah

Marxisme Versi Enak Ala Prof. Rocky Gerung

NUSANTARANEWS.CO – Pengajar Filsafat Universitas Indonesia (UI) Prof. Rocky Gerung dalam sebuah kultwittnya (kuliah twitter) Sabtu (30/9/2017) menjelaskan secara ringan, komprehensif dan mendalam mengenai teori Marxisme. Berikut ulasan Prof. Rocky Gerung yang ia sebut dengan istilah Marxisme Versi Enak:

Sekarang. Marxisme adalah proposal ilmiah untuk cita-cita masyarakat tanpa hak milik pribadi. Jadi, tanpa kelas.

Ada banyak proposal yang sama, dari kaum sosialis, tapi tidak ilmiah. Cuma utopis. Versi Marx itu ilmiah, karena ia menunjukkan ‘rumus’ nya.

Rumusnya adalah sejarah manusia adalah konflik berbasis ekonomi: berebut teknologi produksi. Itulah perjuangan kelas. Mesin kemajuan hidup.

Pusat analisa Marx adalah sistem kapitalis industrial di Inggris abad 20. Bagaimana eksploitasi terjadi, bagaimana alienasi terbentuk.

Eksploitasi adalah pencurian hasil kerja buruh (pemilik tenaga) oleh majikan (yang bukan pemilik tenaga). Itulah inti kapitalisme.

‘Pencurian’ menghasilkan ‘nilai lebih’: upah buruh tak sesuai jumlah keringat (energi) si buruh. Tapi kapitalisme hanya bisa hidup begitu.

Eksploitasi adalah hukum besi kapitalis. Tapi akibatnya juga tak terhindarkan: Alienasi. Buruh tak merasa memiliki hasil kerjanya. Terasing.

Sifat ilmiah dari Marxisme artinya ada hukum sosiologi yang mengatur sejarah progres manusia. Itu yang dipelajari Marx dengan tekun, metodik.

Dialektika itu motor kemajuan sejarah: keadaan sosial menimbulkan kontradiksinya sendiri agar terjadi pembaruan. Tesis-antitesis-sintesis.

Dialektika itu ide Hegel. Jiwa sejarah akan menghasilkan sistem kehidupan yang efisien-rasional, setelah Sang Jiwa mengalami ujian maksimal.

Marx mengefisienkan lagi teori Hegel itu dengan menunjukkan motor sejarah yang konkrit: kontradiksi di lapangan ekonomi, dalam urusan materi.

Karena terjadi di dunia materi, maka teori Marx disebut: Materialisme Dialektika. Karena di situ ada hukumnya, disebutlah sosialisme ilmiah.

Apakah Marx benci kaum borjuis? Dia justru berterima kasih pada mereka karena berhasil menumbangkan sistem feodal yang mendahului kapitalisme. Tapi sejarah tak berhenti di situ.

Revolusi kaum buruh juga akan menumbangkan kaum borjuis. Itu hukum sejarah. Ilmiah menurut Marxisme.

Kini kapitalisme tumbuh dalam versi yang tak selinier kajian Marx: digital, casino, high-finance, footloose, derivative, dll.

Di dunia berwatak “post-truth” hari ini, versi dan kontroversi Marxisme telah jauh meninggalkan padangan kolot tentang ‘sistem ideologi’.

Nah, gitu dulu “versi enak” Marxisme. Kalo “versi pahit” harus nimbun literatur berat. Lain kali ya. Mau ngopi dulu. Selamat petang, twips.

Pewarta/Editor: Romandhon

Related Posts