Martin Hamonangan Beber Cara Penanganan Kesehatan Ibu dan Anak di Banyuwangi

Martin Hamonangan Beber Cara Penanganan Kesehatan Ibu dan Anak di Banyuwangi
Martin Hamonangan beber cara penanganan kesehatan ibu dan anak di Banyuwangi.

NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Masalah kesehatan terhadap ibu dan anak dari segala aspek masih perlu menjadi perhatian serius yang harus ditangani oleh pemerintah.

Menurut anggota DPRD Jawa Timur Martin Hamonangan mengatakan dari serap aspirasi di Banyuwangi, banyak permasalahan kesehatan ibu dan anak menjadi keluhan dari masyarakat.

“Masyarakat membutuhkan perhatian pemerintah dalam pemenuhan kesehatan terhadap ibu dan anak,” kata politisi PDI Perjuangan ini, saat reses di Banyuwangi, selasa  (28/3).

Martin mengatakan banyak keluhan dari warga di Banyuwangi diantaranya juga soal kebutuhan alat ukur dan posyandu yang masih perlu diperhatikan.

“Selain itu juga minimnya kebutuhan alat ukur dan posyandu juga perlu dilengkapi oleh pemerintah. Saya akan maksimalkan komunikasi dengan pemerintah agar ini terealisasi sehingga pemenuhan alat ukur dan alat posyandu bisa terpenuhi,” tambahnya.

Tak hanya itu, sambung Martin, masalah stunting juga menjadi temuan untuk segera ditangani.”Di Kalibaru Banyuwangi ada kasus stunting yang perlu ditangani. Kita semua tahu masalah stunting di Jawa Timur masih tinggi sehingga perlu penanganan khusus untuk ini,” jelasnya.

Dijabarkan oleh Martin,untuk penanganan stunting, Pemkab setempat telah mengirimkan makanan berprotein tinggi kepada sekitar 1.300 balita stunting dan ibu hamil risiko tinggi setiap hari selama setahun sebagai upaya mempercepat penurunan angka stunting di daerahnya.

Untuk penanganan stunting ini, lanjut dia, pemerintah daerah setempat mengalokasikan anggaran sebesar Rp7 miliar untuk memberikan intervensi gizi berupa makanan bernutrisi, seperti telor, ikan, ayam, daging kepada bayi dan dan ibu hamil risiko tinggi.

Sekedar diketahui, Menurut data dari Dinas Kesehatan Banyuwangi, angka stunting pada tahun 2022 sebanyak 2704 jiwa. Jumlah tersebut jauh menurun dari tahun sebelumnya yakni sebanyak 4.371 jiwa. Terjadi penurunan secara signifikan hampir kurang lebih 50 persen.

Dari jumlah 2704 jiwa tersebut terdapat jumlah sasaran prioritas yakni 1296 jiwa, terdiri dari 792 bayi stunting di bawah 2 tahun dari keluarga miskin (0-2) stunting. Selain itu terdapat sekitar 504 bumil risti dari keluarga miskin. (setya)

Exit mobile version