Manfaat Medical Check Up dan Asuransi Kesehatan

Medical Check Up dan Asuransi Kesehatan. (FOTO: Dok. Sequis Medis)
Medical Check Up dan Asuransi Kesehatan. (FOTO: Dok. Sequis Medis)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Mencegah tentu lebih baik daripada mengobati. Pasalnya, sehat itu mahal dan hidup tidak selalu bisa bebas dari sakit. Di sisi lain, biaya rawat inap tak dapat diprediksi, biasanya jumlahnya bisa lebih besar dari kemampuan bayar. Lalu, apakah kita bisa hidup bebas dari biaya rumah sakit?

Vice President of Life Operation Division Sequis Eko Sumurat mengatakan, memiliki asuransi kesehatan adalah solusi untuk melindungi anggaran keluarga ketika terjadi risiko sakit. Artinya, ketika harus rawat inap dan pasca rawat inap kita harus menyiapkan sejumlah uang untuk biaya rumah sakit. Biaya yang harus disiapkan tersebut belum termasuk biaya lainnya, seperti transportasi dan makan bagi keluarga yang menjaga pasien.

Karena biaya rumah sakit yang sangat tinggi, seringkali anggaran lainnya harus dikorbankan sehingga rencana lain pun tertunda. Selain itu, karena biaya medis tidak dapat diprediksi bisa jadi malah menambah beban utang kartu kredit atau utang lainnya. Itu juga belum menghitung biaya pasca rawat inap seperticheckup, terapi, atau kontrol lanjutan. Dengan memiliki asuransi kesehatan maka sejumlah biaya untuk rawat medis dapat dialihkan ke perusahaan asuransi sebagai penanggung dan keuangan keluarga pun dapat tetap terjaga.

Sequis Q Infinite MedCare Rider (SQIMC).

Sequis Q Infinite MedCare Rider (SQIMC) adalah perlindungan kesehatan terkini yang disediakan Sequis agar nasabah Sequis bisa mendapatkan perawatan kesehatan berkualitas saat harus dirawat inap tanpa perlu kuatir akan besarnya biaya dan bisa mendapatkan kenyamanan bagi pasien dan keluarga yang menjaga. Istimewanya adalah SQIMC menyediakan perlindungan kesehatanhingga Rp90 miliar per tahun dan dapat digunakan di seluruh rumah sakit di seluruh dunia

Sequis Q Infinite MedCare Rider memiliki beberapa keunggulan, seperti biaya tagihan untuk satu tempat tidur rumah sakit (Kamar VIP dan VVIP di Indonesia) dengan pembayaran perawatan rumah sakit sesuai tagihan (as charged), padaplan tertentu khusus untuk perawatan di Malaysia terdapat fasilitas upgradekamar rumah sakit ke 1 kelas lebih tinggi, tersedia fasilitas cashless di lebih dari 650 RS di Indonesia dan lebih dari 50 rumah sakit di Malaysia dan Singapura.

Ada juga manfaat unggulan lainnya, seperti tersedia manfaat tambahan kanker dan serangan jantung yang langsung dibayarkan, bisa digunakan untuk terapi okupasi (latihan fisik untuk meningkatkan kualitas hidup bagi pasien gangguan fisik dan mental), terapi wicara (terapi agar penderita ganggguan komunikasi dapat beriteraksi dengan lingkungannya secara wajar), pengobatan tradisional Tiongkok, dan  perlindungan asuransi ini berlaku hingga usia 100 tahun.

Medical Check Up (MCU) dan Asuransi

Lalu kapan sebaiknya memiliki asuransi? Tentu saja ketika kita sehat, malah akan lebih baik memiliki asuransi saat usia masih muda. Untuk itu, gaya hidup sehat, seperti makan yang bergizi, berolahraga teratur, cukup istirahat, dan tidak stres sangat penting agar tubuh bugar dan produktif.

Namun, aktivitas baik tersebut belum cukup, menurut Manager Medical Underwriter Sequis dokter Fridolin Seto Pandu kita tidak bisa menghindari polusi dan pencemaran lingkungan di sekitar kita, belum lagi mudahnya penularan penyakit karena semakin banyak virus dan bakteri karenanya kita perlu melakukan pemeriksaan kesehatan rutin sebagai salah satu upaya pencegahan (preventive).

Pencegahan rutin yang dimaksud adalah Medical Check Up (MCU). Jika kita rutin melakukan pemeriksaan MCU secara berkala tentu akan membantu kita mendiagnosis penyakit yang berpotensi menjadi penyakit serius sehingga akan lebih mudah diobati sebelum terlambat. Selain itu, rutin melakukan MCU akan membuat kita lebih waspada terhadap gejala dan tanda penyakit.

Melakukan pemeriksaan kesehatan bermanfaat saat mengajukan asuransi karena informasi kesehatan akan menentukan beberapa hal, seperti besaran premi, apakah perlu ekstra premi, peninjauan pengajuan asuransi atau malah pengajuan asuransi ditolak.

“Biasanya masyarakat menjadi lebih sadar untuk melakukan pemeriksaan jika ada anggota keluarga yang terkena penyakit, ada riwayat penyakit dalam keluarga, atau jika merasakan gejala dalam tubuh yang mengganggu aktivitasnya, padahal jika sejak awal melakukan MCU ada beberapa penyakit yang dapat dicegah penyebarannya karena terdeksi sejak dini melalui MCU,” ujarnya.

Asuransi kesehatan adalah solusi untuk menjalani pemulihan kesehatan tanpa perlu kuatir biaya perawatan. Oleh karena itu, sangat penting melakukan MCU guna mendeteksi penyakit lebih dini dan  jika ada penyakit lebih cepat disembuhkan dan tentu saja akan memudahkan pengajuan asuransi karena proses underwriting akan lebih cepat,” tambah dr. Fridolin.

 MCU untuk Siapa?

Penanggung jawab MCU RS Omni Alam Sutera dr. Anastasia Lilian Suryajaya mengatakan MCU dapat mendeteksi sejumlah penyakit, misalnya kelainan darah, kelainan urin, fungsi hati, kondisi kolesterol, golongan darah, hepatitis B, asam urat, dan skrining diabetes. Akan tetapi, MCU bukan untuk menegakkan diagnosaatau mengobati penyakit.

“MCU merupakan pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui status kesehatan pasien dan sebagai cara deteksi dini adanya penyakit atau gangguan kesehatan sehingga jika ditemukan adanya gangguan kesehatan atau suatu penyakit dapat ditangani dan diobati lebih cepat dan tepat,” sebut dr. Anastasia.

MCU terutama dianjurkan untuk usia di atas 35tahun karena pada usia ini proses penuaan mulai terjadi, sedangkan untuk usia di bawah 35, disarankan jika ada keluhan dan faktor-faktor risiko (keturunan keluarga, merokok, pola hidup). Pada penderita diabetes, hipertensi, dan ginjal perlu MCU berkala untuk evaluasi perkembangan penyakitnya sehingga dapat terkontrol dan tidak menyebabkan komplikasi.

Dr.Anastasia menyarankan agar perempuan juga rutin melakukan MCU yang terkait kesehatan reproduksi.

“Bagi perempuan yang berusia di bawah 40 tahun sebaiknya melakukan cek USG, sedangkan bagi yang sudah berusia di atas 40 dapat melakukan mammografi dua tahun sekali bagi usia 40-50 tahun dan sekali setahun bagi yang berusia 50 tahun untuk mendeteksi dini kanker payudara. Ada juga MCU untuk mendeteksi kanker serviks dengan cara pap smear yang dapat dilakukan sejak usia 21 tahun untuk yang sudah berhubungan seksual atau sudah menikah. Dapat dilakukan setiap dua tahun untuk usia 21 tahun dan setelah usia 30 tahun dilakukan setiap 3 tahun,” imbuh dr.Anastasia.

MCU juga sebaiknya dilakukan setiap 1 tahun sekali bagi mereka yang berusia lanjut karena terdapat peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, penyakit ginjal, penyakit liver, dan diabetes mellitus, sedangkan untuk anak, MCU sudah dapat dilakukan sejak bayiuntuk pemantauan tumbuh kembang anak, pemeriksaan mata, pemeriksaan THT, pemeriksaan tubuh secara keseluruhan, dan pemeriksaan darah.

Persiapan Sebelum MCU

Melakukan MCU memerlukan persiapan karena akan berdampak pada akurasi hasil pemeriksaan dan tindak lanjutnya. Pastikan tubuh dalam kondisi sehat, tidak melakukan aktivitas berat, seperti olahraga, istirahat yang cukup, tidak merokok dalam 24 jam sebelum pemeriksaan, tidak mengkonsumsi alkoholmaupun obat 24 jam sebelum pemeriksaan darah atau 48 jam sebelum pengambilan urin kecuali atas permintaan dokter. Tidak memakai perhiasan atau barang berharga lainnya selama melakukan MCU agar hasil MCU bisa optimal atau tidak bias dan paling baik jika dilakukan pada pagi hari saat tubuh belum banyak melakukan aktivitas.

Beberapa MCU mewajibkan harus berpuasa, misalnya untuk mengetahui pemeriksaan glukosa, kolesterol, urea, dan asam urat. Jika diwajibkan puasa maka lakukan puasa minimal 10-12 jam sebelum pemeriksaan. Selama puasa hanya bisa mengonsumsi air putih.  Untuk pemeriksaan USG Abdomen banyak minum dan tahan buang air kecil 60 menit sebelum pemeriksaan.

Ada beberapa ketentuan pada pemeriksaan pap smear, seperti tidak melakukan hubungan badan 1 hari sebelum melakukan MCU, hindari pemakaian cream/spray atau pengobatan lain pada bagian yang akan diperiksa selama 48 jam sebelum melakukan MCU, melakukan pemeriksaan 5-7 hari setelah selesai siklus haid, dan MCU tidak dilakukan saat siklus haid. Jika dari MCU terdapat hasil yang tidak normal, adanya kelainan, atau penyakit maka dr. Anastasia menganjurkan untuk mendapatkan terapi dari dokter dan ikuti anjuran dari dokter yang diberikan dari hasil MCU. Apabila tidak ada penyakit atau ganggguan lain ia juga tetap menyarankan agar MCU tetap dilakukan setahun sekali.

MCU dan Asuransi Kesehatan Bagian Dari Gaya Hidup

Menutup penjelasannya, Eko mendorong masyarakat Indonesia agar melakukan MCU dan memiliki asuransi kesehatan. “MCU sangat penting untuk  memudahkan kita menyembuhkan penyakit apabila terdapat gejala penyakit tertentu. Maka jadikan MCU sebagai gaya hidup dan lengkapi perlindungan keluarga dengan asuransi kesehatan untuk mengurangi kekuatiran akan tingginya biaya berobat.”

Sepanjang tahun 2018 katanya, Sequis Life telah membayarkan klaim kesehatan senilai  lebih dari Rp11 miliar untuk Sequis Q Infinite MedCare Rider.

“Dari jumlah tersebut kami menilai bahwa antusiasme nasabah pada asuransi kesehatan melalui Sequis Q Infinite MedCare Rider cukup besar, sehingga di tahun ini kami melakukan beberapa penambahan manfaat. Salah satunya adalah penambahan  limit booster yang berfungsi untuk menaikan batas tahunan hingga Rp90 miliar per tahun. Serta penambahan 1 Plan baru yaitu IMC Plan 0 dengan wilayah perlindungan Indonesia dan Malaysia.” tutup Eko. (red/nn)

Editor: Achmad S.

Exit mobile version