Puisi Yasin Alfahar Fadli
Romeo dan Juliet
Seperti panggung sandiwara
Kisah cinta yang tak punya usia
Romeo dan Juliet
Pertunjukan yang tak pernah usai
Cinta yang memaksa dan dipaksa
Seolah koran pagi di meja para dewasa
Bacalah, cintanya tak perna mati
Seperti pertunjukan dalam sejarah
Dalam khayal ia mendalang
Menuntut Tuhan sebagaimana Hawa dan Adam
Tapi, mereka bukanlah Hawa dan Adam
yang kemudian disatukan oleh Tuhan
Mengalir Aku
Mengalir aku
Mengalir air garam dari mataku
Menjadi peta-peta
Dimana sungai dan laut
Menjadi tempat tidurku
Tebing pasir yang curam
Bongkahan malam yang pekat
Kuhancurkan hingga lebur
Mengalirlah aku
Mengelilingi pulau-pulau
Membawa ikan-ikan yang terkapar di pantai
Mengalirlah aku
Menghanyutkan sampan yang penuh bangkai sisa pembantaian
Menenggelamkan dendam
Menghancurkan kebencian
Mengalirlah aku
Seperti samudra dalam dadaku
Malam Penghabisan
Malam berkemas dalam gelap
Mencatat apa yang tertulis di benakku
Melempar ketakutan
Menghancurkan segala risau keraguan
Yang tertinggal hanya udara dingin kenangan
Malam membawa segala
Hingga tak ada yang tersisa
Dari hidupku atau pada malam itu sendiri
Duka di Pelaminan
Ketika kau memandangku di pelaminan
Apa yang kau temukan?
Orang-orang seperti melakukan perjanjian dengan diam
Ketika kau memandangku
Lihatlah siapa yang datang
Mereka membawa kado kejutan
Sementara yang terhidang adalah duka
Yang bumbunya kuracik dari air mata
Di pelaminan
Tak ada siapa-siapa, kecali duka
*Yasin Alfahar Fadli, lahir di Madura, bergiat di Lesehan Sastra Kutub Yogyakarta. Tinggal di PPM. Hasyim Asy’ari.
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]