Puisi

Malam, Harapan, Ajal dan Kemalangan – Sajak Tri Ana Agustina

Orang-Orang yang Membangun Bingung di Atas Tidur. (FOTO: WikiArt/Women Sleeping)
Malam Harapan Begitu Dekat Ajal Sungguh Malang. (FOTO: WikiArt/Women Sleeping)

Malam, Harapan, Ajal dan Kemalangan – Sajak Tri Ana Agustina

Malam

Sunyinya malam membisu tanpa suara
Aku terasa hampa ketika mereka tertidup lelap di sana
Mendadak terdengar suara aneh tanpa jeda
Aku terdiam membisu tanpa kata
Eehh kiranya hanya bunyi ngorokan si dia
Yang membuat tak lelap tidurku karenanya

Purwokerto, 27 Februari 2019

 

Harapan

Ketika kita saling diam
Pada waktu yang telah lama berlalu
Dengan memori yang tak kunjung usai
Kau membayang bayang sampai tak bisa terbayang
Dengan cinta yang tertinggal
Pada sajak indah yang kau berikan
Yang kau selipkan bunga kertas dengan penuh harapan

Purwokerto, 27 Februari 2019

 

Begitu Dekat Ajal

Waktu serasa memberi aba-aba dengan kilatnya
Seketika waktu menjadi berbeda
Tindak tanduk serasa tak punya akal
Pemikiran sudah ambyar
Bicara sudah tak karuan
Fisikpun sudah lemah diranjang
Tak bisa kurasakan apa yang kau rasakan
Rasa sakit yang begitu besar
Hingga tak bisa ku korbankan
Pada ajal yang akan datang

Purwokerto, 27 Februari 2019

 

Sakit

Rasa sakit itu tak karuan
Ku rasa pusing hingga melayang-layang
Tak bisa ku bertahan dengan obat penenang
Yang melebihi batas kemampuan akal

Purwokerto, 27 Februari 2019

 

Bersimpuh

Sunyinya malam menerkap derasnya tetesan wudhu becucuran
Ku kuatkan raga menuju panggilanmu Tuhan
Ku panjatkan doa dengan isyarat penuh makna
Ku pandang tangan yang terus bergetar
Karena rintihan doa yang terus memancar
Ku sisipkan lantunan ayat demi ayat ku panjatkan
Tak ada kata bosan bahkan enggan
Bibir ini bersaksi pada tasbih yang lepas dari genggaman
Hati yang bergetar saat terucap lantunan istighfar

Purwokerto, 27 Februari 2019

 

Pekat

Kau begitu pekat
Sepekat kopi di kala malam tiba
Yang disedu dengan penuh cinta
Cinta yang dulu ada, sekarang sudah tiada
Hitam namun pekat

Purwokerto, 27 Februari 2019

 

Sungguh Malang

Sekilat itu berita menyebar
Meskipun belum beribu telinga yang mendengar
Alasan demi alasan kau umbar
Sampai tak bisa menilai mana yang benar
Kau hiraukan banyak hati yang ambyar
Karna ulahmu seperti preman
Dengan ego yang kau depankan
Demi masa depan yang kau impikan
Tanpa memikirkan siapa yang membesarkan
Hati ini kau goyahkan
Akupun heran
Hingga tak bisa ku bertahan
Denganmu hai kawan

Purwokerto, 27 Februari 2019

 

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]

Related Posts

1 of 3,130