Kesehatan

Makan Malam Setelah Pukul 19.00 Meningkatkan Risiko Serangan Jantung?

Makan malam setelah pukul 19.00 meningkatkan risiko serangan jantung?
Makan malam setelah pukul 19.00 meningkatkan risiko serangan jantung?/Ilustrasi: iStock Foto

NUSANTARANEWS.CO – Makan malam setelah pukul 19.00 meningkatkan risiko serangan jantung? Makan malam biasanya kita lakukan setelah pukul 19.00. Kebiasaan itu kita lakukan nyaris setiap hari. Bahkan, barangkali sesekali karena suatu hal kita bisa melakukan makan malam di atas pukul 21.00 atau bahkan baru makan pada dini hari.

Selama kesehatan fisik kita baik-baik saja, makan malam di atas pukul 19.00 tentu tidak akan jadi soal. Tetapi tahukah Anda baru-baru ini, seorang dokter memperingatkan jutaan warga Inggris bahwa, dengan makan malam setelah larut malam, ternyata mendekatkan mereka (warga Inggris) pada bahwa serangan jantung. Benarkah demikian?

Menurut keterangan dokter, makam malam dua jam sebelum beranjar tidur ternyata dapat membuat tubuh beadara dalam “siaga tinggi”. Dan itu berarti tekanan darah terbilang tidak normal sepanjang malam, rupanya kondisi demikian dapat meningkatkan risiko serangan jantung.

Baca Juga:  RSUD Dr. H. Moh Anwar Sumenep Buka Depo Farmasi Rawat Jalan 2: Meningkatkan Pelayanan dan Kemudahan Bagi Pasien

Daily Telegraph melaporkan bahwa para ahli telah mengeluarkan rekomendasi supaya orang dewasa, sebaiknya memiliki waktu makan ideal sebelum pukul 19.00. Sebab dengan demikian, tubuh akan memiliki cukup waktu untuk beristirahat dan santai-santai. Dengan tegas disebut lagi bahwa makan malam setelah larut malam diduga dapat menjadi penyebab kerusakan jantung daripada menurunkan badan (diet).

Terbukti, seorang ahli jantung di Turkish university mempelajari lebih dari 700 pria dan wanita yang memiliki tekanan darah tinggi, dengan perbandingan mana lebih sehat antara makan malam secara teratur dengan makan untuk tujuan diet.

Hasil penelitian menunjukkan, makan malam di waktu tertentu memiliki dampak signifikan terhadap tekanan darah tinggi di malam hari, dibanding dengan orang-orang yang melakukannya hampi dua kali lebih mungkin untuk menderita “non-dippers hipertensi“. Seperti disebut oleh para ahli bahwa, di kalangan pesakit darah tinggi, ada juga yang tekanan darahnya tidak menurun sewaktu tidur dan kumpulan ini digelarkan ‘non dippers’. Golongan ini didapati menghadapi kadar komplikasi yang lebih tinggi. Ada kajian yang mengatakan bahawa ‘non dippers’ ini disebabkan terlalu banyak kandungan garam (sodium) di dalam darah dan rawatan untuk mengurangkan garam boleh menukar non dippers kepada “nocturnal dippers.”

Baca Juga:  DBD Meningkat, Khofifah Ajak Warga Waspada

Tekanan darah dimaksudkan untuk turun 10%, tapi hampir 25% dari mereka yang makan malam dua jam sebelum tidur tidak mengalami tekanan mereka jatuh cukup dalam semalam, dibandingkan dengan 14,2% yang makan sebelumnya. Sementara itu, mengakhir makam malam juga dapat memicu hormon stress laiknya adrenalin, seperti dilaporkan Telegraph, hal itu juga dapat mempengaruhi Circadian rhythms. Circadian rhythms merpakan kunci awal yang menjelaskan fenomena siklus bangun-tidur kita semua.

Seorang Profesor kardiologi di Universitas Dokuz Eylul di Imir, Dr Ebru Ozpelit menyatakan bahwa, dalam kehidupan modern dengan sekian lampu-lempu terang berarti orang-orang lebih cenderung makan malam lebih larut yang pada akhirnya akan membuat jadwal makan malam menjadi kacau.

Dr Ebru Ozpelit mengatakan kepada European Society of Cardiology Congress di Roma: “Kita harus menentukan frekuensi ideal dan waktu makan karena bagaimana kita makan mungkin sama pentingnya dengan apa yang kita makan.” (MRH/Alya)

Sumber: Independent)

Related Posts

1 of 3,049