NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menjelaskan beberapa ekspresi “takbir” yang mengemuka di Indonesia. Takbir merupakan suatu istilah untuk frase Arab “Allahu Akbar” yang berarti Allah Maha Besar/Agung. Takbir diserukan oleh umat Muslim untuk memuliakan nama Tuhan atau asma Allah.
Menurut Mahfud, setidak ada 3 (tiga) ekspresi takbir. Pertama, takbir yang menyejukkan. Seperti yang dilantunkan dengan syahdu di pondok-pondok pesantren. Kedua, takbir yang menimbulkan semangat juang seperti yang diteriakkan oleh Bung Tomo pada tahun 1945 saat melawan Belanda.
“Ketiga, takbir yang menakutkan seperti yang dilakukan orang sambil mengejar-ngejar orang karena beda pilihan hidup,” papar Mahfud dalam cuitan Twitter-nya, Rabu (13/3/2019).
Penjelasan singkat tersebut, Mahfud tujukan untuk netizen dengan nama akun @dhanaa__ yang membandingkan antara takbir menyejukkan dengan takbir pemicu ketakutan.
“Jujur entah knp aku takut mendengar gauman Takbir golongan mu. Walaupun itu bner, menurut versi mu. Tp entah knp ketika ku mendengar kyai kyai sepuh di pedalaman desa ketika beranjak sholat dan zikir mendengar Takbirnya ku meluluh airmata, lebur hina dihadapan keagungan-Nya,” tulis @dhanaa__ membalas cuitan @BoemiPoetraa berikut ini:
“Salah Besar jika Seorang profesor yg mengaku Muslim bilang “Kunci Kedamaian adalah Toleransi” ada yg memutuskan bertoleransi tanpa memiliki agama, jadilah standar toleransi seperti di Dunia barat, mereka menjujung tinggi toleransi, tapi tak melihat pembantaian di palestina,” kicau @BoemiPoetraa mengomentari Tweet Prof Mahfud soal Gus Dur dan Mahatma Gandhi.
Awalnya, pada 10 Maret 2019, Prof Mahfud membuat Tweet bergambar dengan caption, “Gus Dur dan Mahatma Gadhi, dilukis oleh Djoko Susilo, akan dipamerkan di Bulgaria. Gus Dur adl Bpk Pluralisme Indonesia. Mahatma Gandhi pernah bilang, “Semua manusia nenyembah Tuhan, hanya jalannya saja yang ber-beda2″. Toleransi, menurut keduanya, adl kunci kedamaian dlm hidup.”
Dari tweet tersebut pun berujung pada takbir dan ekspresinya yang Mahfud jelaskan di atas untuk netizen. Namun, tidak terhenti disitu, pemilik akun Bocah Bajang @Poerbaningrat0 turut mengomentari ekspresi takbir yang ketiga.
“No.3 yg Beda pilihan hidup ini apa sama kasusnya dengan beda pilihan ‘pendamping’ hidup prof? Saya milih dia, sedangkan dia milih yg lain. Akhirnya saya mengejar dia sambil bertakbir. Seperti itu prof?” balas @Poerbaningrat0.
Berikut ini penjelasan lanjutan Prof Mahfud: “Hahaha. Itu sih takbir yang menyejukkan shg sang pendamping luluh. Td ada yg nanya, apa ada takbir yg menakutkan krn me-ngejar2 orng yg beda pilihan? Bnyk. ISIS itu kalau mengeksekusi orang ya bertakbir. Di Indonesia ada yg menyeret2 perempuan yg berdemo sambil bertakbir.”
“Jika harus ada istilah penistaan agama, ya yg nomor 3 itu sejatinya,” kata Fatih @dulfth mengomentari.
“Kalau dlm hukum, penistaan agama itu adl jika seseorang membuat tafsir menyimpang dari tafsir pokok/utama ajaran suatu agama. Kalau hanya takbir yg menakutkan atau melanggar aturan agama (spt korupsi) itu bkn penistaan agama,” jawab Mahfud lagi. (rn/nn).
Editor: Achmad S.