NUSANTARANEWS.CO, Saigon – Lembaga pendidikan saat ini dituntut mempersiapkan calon tenaga kerja yang kompeten yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Itulah yang diharapkan dari pendidikan vokasi (Technological and Vocational Education Rraining/TVET).
Demikian dikatakan Cahya Fajar Budi Hartanto, peserta Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Mahasiswa Manajemen Kependidikan S3 Universitas Negeri Semarang dihadapan civitas akademika Ho Chi Minh University Vietnam, pada Rabu (16/10).
Fajar memaparkan pendidikan vokasi adalah model pendidikan yang lebih menekankan keterampilan. Kurikulumnya 60-70% adalah praktek di laboratorium, simulator, bengkel kerja, dan terjun ke dunia industri langsung.
Baca Juga: Syarat Ikut Program Kartu Prakerja, Hanif: Tidak Sedang Jalani Pendidikan
Direktur Politeknik Bumi Akpelni ini menambahkan, pemerintah Indonesia tengah memprioritaskan pengembangan pendidikan vokasi. Diantaranya melalui retooling dan pengakuan keahlian untuk dosen vokasi serta pembuatan teaching factory di SMK dan Politeknik.
“Benchmarking melalui studi banding, termasuk ke USSH Vietnam National University, Ho Chi Minh ini salah satu ikhtiar untuk mengembangkan pendidikan vokasi,” tutur Fajar.
Fajar dan peserta KKL UNNES berharap melalui studi banding ini diharapkan dapat informasi terkait manajemen pendidikan vokasi di Vietnam dan hal lainnya untuk rujukan mengembangkan pendidikan vokasi di Indonesia.
Sementara itu Indriya Wartinina mahasiswa MP Program Khusus menyampaikan quality assurance and management in education. “Pemenuhan standard minimal pendidikan dari daerah sampai pusat adalah tanggung pemerintah,” kata Nina.
Nina berharap untuk memenuhi standar mutu pendidikan, pemerintah harus mendukung pembiayaan dan sarana prasarana serta dukungan masyarakat.
KKL Unnes dilaksanakan 15-18 Oktober 2019 dan diikuti 45 mahasiswa. Turut mendampingi Ka. Prodi Manajemen Kependidikan Tri Joko Raharjo dan Anik Staf Pascasarjana. (red/adv)