Rubrika

Mahasiswa Baru Diajak Kemenag Belajar Agama Pada Sumber Otoritatif

Ruchman Basori Kasi Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI meminta kepada mahasiswa baru untuk belajar agama kepada sumber yang otoritatif dan dengan cara-cara yang benar. (FOTO: Dok. Kemenag)
Ruchman Basori Kasi Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI meminta kepada mahasiswa baru untuk belajar agama kepada sumber yang otoritatif dan dengan cara-cara yang benar. (FOTO: Dok. Kemenag)

NUSANTARANEWS.CO, Pontianak – Mentari pagi beranjak naik dan para mahasiswa baru IAIN Pontianak berlahan memasuki Gedung Spot Center untuk mengikuti pembukaan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK). Sebuah ritus akademik yang harus dilalui mahasiswa baru dikalangan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI).

Syarif Rektor IAIN Pontianak mengatakan mahasiswa merupakan agen perubahan yang diharapkan oleh bangsa ini, karenanya jadilah mahasiswa berkontribusi positif bagi pembangunan bangsa.

“Pemerintah telah melakukan langkah-langkah nyata agar anak bangsa dapat mengenyam studi pada jenjang pendidikan tinggi, diantaraya dengan penyediaan anggaran yang cukup, pembangunan sarana dan prasarana yang memadahi dan pembukaan akses seluas-luasnya”, kata Syarif.

Syarif meminta kepada mahasiswa baru untuk menjadi bagian penting menjaga keutuhan bangsa. “Saya berharap banyak agar kalian mahasiswa PTKI menjadi garda terdepan dalam menjaga NKRI” katanya.

Ruchman Basori Kasi Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI meminta kepada mahasiswa baru untuk belajar agama kepada sumber yang otoritatif dan dengan cara-cara yang benar. “Dalam mempelajari Islam kembalilah kepada kyai, dosen dan profesor yang ahli agama (faqih), jangan kepada Mbah Google agar tidak tersesat”, kata Ruchman.

Baca Juga:  Kepala DKPP Sumenep Ajak Anak Muda Bertani: Pertanian Bukan Hanya Tradisi, Tapi Peluang Bisnis Modern

Pesan lain yang diungkapkan Alumni IAIN Walisongo ini adalah agar mahasiswa perlu menjadi warga netizen terutama di media sosial dengan cara yang sehat. “Jangan ikut-ikutan menyebar informasi apalagi narasi agama yang berpotensi menggiring ke arah paham intoleran dan radikal”, katanya.

Dihadapan 1.768 mahasiswa Ruchman berpesan “Mahasiswa PTKIN harus menjadi penebar paham dan gerakan Islam yang terbuka, moderat dan damai ditengah-tengah maraknya paham intoleran dan radikal”.

Untuk menjadi pendesiminator gagasan moderasi agama, Ruchman berharap agar mahasiswa baru aktif dalam organisasi kemahasiswaan. “Ormawa akan memandu kalian menjadi mahasiswa yang mengedepankan critical thinking sehingga selektif dalam menyerap berbagai pengetahuan yang masuk” katanya.

PBAK IAIN Pontianak dilaksanakan pada tanggal 27-30 Agustus 2018 dan diikuti oleh 1.768 orang tersebar di 3 Fakultas, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD), Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam dan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Kependidikan (FTIK).

Abdul Mukti Rauf Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama mengatakan PBAK merupakan momentum penting, etape yang harus dilalui seluruh mahasiswa baru IAIN Pontianak untuk memasuki dunia kampus.

Baca Juga:  Ketua Lembaga Dakwah PCNU Sumenep Bahas Tradisi Unik Penduduk Indonesia saat Bulan Puasa

Melalui PBAK kata Abdul Mukti, mahasiswa dikenalkan tentang budaya akademik dan kemahasiswaan yang dikembangkan di dunia perguruan tinggi agar dapat melejitkan prestasi. “Studi di PT tidak semata-mata mengandalkan intelektalitas, tetapi emosionalitas da spirituaitas secara komprehenshif”, kata Mukti. (red)

Editor: M. Yahya Suprabana

Related Posts

1 of 3,148