Lintas NusaPeristiwa

Ketuk Hati Bupati, Mahasiswa AKPER Ponorogo Tahlilan di Makam Bathoro Katong

NusantaraNews.co, Ponorogo – Aksi religi dilakukan oleh ratusan mahasiswa Akademi Keperawatan (Akper) Pemkab Ponorogo untuk ‘mengetuk hati’ Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni. Para mahasiswa tersebut mengadakan aksi spontan berupa doa bersama di Makam Batoro Katong seorang pendiri Bumi Reyog tersebut pada Senin (23/10/2017) sore.

Gerakan religi dimulai sekitar pukul 15.30 WIB oleh 300 orang mahasiswa bersama alumni dengan menggelar sholat hajat dilanjutnya tahlilan di masjid jami Bathoro Katong, Kelurahan Setono, Kecamatan Jenangan, Ponorogo.

Menurut Eqi Mahmud Amrizal selaku koordinator aksi menjelaskan bahwa pihaknya sengaja menggelar doa bersama di makam sesepuh Ponorogo agar Allah SWT mengetuk hati Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni. Pasalnya Bupati Ipong telah menolak untuk melepas tanah aset daerah yang selama ini ditempati Akper sebagai kampus.

“Sore ini kami menggelar sholat berjamaah dan doa bersama di makam Bathoro Katong untuk menyadarkan Bupati Ponorogo agar terketuk hatinya supaya melepas tanah aset daerah untuk kampus kami,” ujar Eqi.

Baca Juga:  Permen Menteri Nadiem Soal Seragam Sekolah Disorot, Perbaiki Mutu Pendidikan Daripada Pengadaan Seragam

Menurutnya, tanah aset daerah itu sangat penting sebagai prasyarat proses merger antara Akper Pemkab Ponorogo dengan Poltekkes Malang agar bisa menjadi Poltekkes Negeri di Ponorogo.

“Padahal dari Kemenkes dan Poltekkes Malang sudah setuju proses merger ini. Cuma Poltekkes meminta lahan untuk pengembangan prodi. Namun sayangnya Bupati Ponorogo tidak mau melepas tanah aset daerah,” kata Eqi yang juga ketua Senat Mahasiswa ini.

Selain itu pihaknya mengaku kecewa dengan sikap orang nomor satu di Ponorogo yang menolak memberikan tanah aset daerah untuk kampusnya. “Sebelumnya tanah itu sudah diberikan namun belakangan ditolak oleh Bupati Ipong, ada apa ini,” gerutunya.

Para mahasiswa merasa kecewa dengan sikap Bapak Bupati Ipong. “Padahal, sebenarnya dari dulu tanahnya sudah diberikan tapi belakangan Bupati Ipong menolaknya. Ada apa ini,” paparnya.

Masih menurut Eqi, sikap Bupati Ipong tersebut memutuskan impian masyarakat Ponorogo untuk memiliki Poltekkes Negeri di Bumi Reyog terancam pupus. “Padahal, kalau Bupati berpikiran cerdas jauh ke depan dengan adanya kampus Kesehatan Negeri akan bisa memajukan Kabupaten Ponorogo,” tandasnya.

Baca Juga:  Kondisi Jalan Penghubung Tiga Kecamatan Rusak di Sumenep, Perhatian Pemerintah Diperlukan

Para mahasiswa Akper menginginkan agar Bupati Ipong terbuka mata hatinya agar rela melepas aset daerah untuk pengembangan prodi kampusnya sehingga diharapkan kedepan Ponorogo memiliki Poltekkes Negeri. “Dengan memiliki Poltekkes Negeri ini mutu pendidikan di Ponorogo lebih baik lagi,” terangnya.

Usai tahlilan, mahasiswa juga melakukan aksi tanda tangan di kampus untuk memotivasi keluarga besar Akper Pemkab Ponorogo. “Semoga dengan aksi ini bapak Bupati sadar dan terbuka mata hatinya,” tukasnya.

Beberapa hari lalu Bupati Ponorogo menolak untuk melepas tanah aset daerah untuk Akper Pemkab Ponorogo. Pemkab Ponorogo enggan untuk melepas eks tanah RSUD seluas kurang lebih 14.000 meter persegi dalam proses pelepasan Akper Pemkab Ponorogo. Bahkan Bupati Ipong dengan tegas menolak tanah bekas rumah sakit itu meskipun sebagai syarat yang diminta Politeknik Kesehatan Malang.

Bupati setuju untuk melepas Akper Pemkab namun menolak untuk menyerahkan tanah untuk pengembangan prodi. “Saya maunya Akper Pemkab Ponorogo yang digabung Poltekkes Malang,” beber Ipong.

Baca Juga:  Peduli Sesama, Mahasiswa Insuri Ponorogo Bagikan Beras Untuk Warga Desa Ronosentanan

Selain itu orang nomor satu di Pemkab Ponorogo tersebut mengaku memiliki alasan menolak karena punya kepentingan dengan tanah yang terletak di Jalan dr Cipto Mangunkusumo itu. Bupati Ipong tidak masalah jika rencana merger itu gagal lantaran dirinya tidak sudi memberikan tanah aset tersebut. “Pokoknya kami punya Akper, ya itu yang kami berikan,” tegas Ipong kepada wartawan.

Pewarta: Muh Nurcholis
Editor: Ach. Sulaiman

Related Posts

1 of 8