Budaya / SeniKreativitas

LSS Reboeng Prakarsai Lomba Musikalisasi Puisi di Yogyakarta

LSS Reboeng Prakarsai Lomba Musikalisasi Puisi di Yogyakarta. (FOTO: LSS Reboeng)
LSS Reboeng Prakarsai Lomba Musikalisasi Puisi di Yogyakarta. (FOTO: LSS Reboeng)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Lembaga Seni dan Sastra (LSS) Reboeng kembali menyelenggarakan kerja kebudayaan. Kali ini, LSS Reboeng hadir sebagai prakarsa sebuah lomba musikalisasi puisi dengan tawaran-tawaran kreatif pada “genre” musikalisasi puisi yang sama sekali baru atau berbeda. Acara yang diadakan di Daerah Istimewa Yogyakarta ini dimotori oleh komunitas seni BSMD (Beranda Seni Mbah Demang).

Pendiri sekaligus Ketua LSS Reboeng, Nana Ernawati, mengatakan bahwa selalu ada gagasan baru yang lahir dari Yogyakarta. Di Yogya, kata dia, selalu ada ‘unsur’ kebetulan yang jadi super serius.

Baca Juga:

“Ketika saya dolan ke Kopinogo Cafe, lebih karena iseng, juga kepo karena beberapa puisi saya dimusikalisasikan Donas, dan sering dinyanyikan di beranda belakang Kopinogo Cafe di jalan Godean. Saya kemudian tahu, menurut sobat Sunardian Wirodono yang sering nongkrong disitu, tempat ini bakal jadi oase kesenian baru di Yogya. Meski kecil, tetapi cekli dan nyaman,” tutur Nana seperti dikutip dalam keterangan resmi, Jakarta, Jumat (29/6/2018).

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

“Saya melihat tempat itu, dan nyeletuklah ide mendatangkan anak-anak muda, untuk berkegiatan seni. Saya bilang adain lomba musikalisasi puisi. Gayung bersambut, dan saya senang Sunardian Wirodono bersedia menangani,” imbuhnya.

Nana mengaku, mulanya ia tidak tahu kendalanya seperti apa. Sunardian, kata Nana, bilang liburan sekolah dan lebaran, juga kalender akademik Juni – Agustus, menjadi kendala utama. “Lomba ini untuk anak muda, pelajar dan mahasiswa, banyak peserta terkendala jadwal waktu. Hingga lomba diundur pun, sampai akhir Juni 2018, masih ada juga kisah beberapa peserta (sudah mendaftar) ada yang belum balik ke Yogya dari mudik atau pulkamnya,” ujarnya.

Menurut Nana, peserta yang mengikuti lomba musikalisasi puisi ini ada 15 grup, dengan beragam personil, 3 s.d 6 anak, di samping ada juga peserta tunggal. Problem terbanyak pada peserta grup. Konon ada grup yang minta tampil hari penyisihan pertama, karena hari kedua guru pembina mereka harus ke Jakarta. Mereka, anak-anak SMA itu, ingin ditunggui gurunya, seorang ibu guru muda yang sangat cinta puisi dan baru setahun mengajar ilmu agama di sekolah itu. Ada juga yang sampai pendaftaran belum dapat uang sebesar Rp 100.000 untuk biaya administrasi. Ada pula peserta yang ikut lomba karena tertarik hadiahnya. Karena jika menang bisa dipakai untuk ongkos produksi pementasannya. Ada juga grup mahasiswa yang cukup handal di Yogyakarta antusias ikut, tapi tak jadi karena jadwal lomba bertabrakan dengan jadwal mudik.

Baca Juga:  Sekjen PERATIN Apresiasi RKFZ Koleksi Beragam Budaya Nusantara

“Saya mendengar cerita dari Bung Sunardian, panitia membuka WAG untuk panitia dan peserta. Mereka bisa komunikasi langsung, bahkan dengan para juri. Karena apapun, dalam proses kreatif tak mudah mempengaruhi penilaian. Dewan juri yang ditunjuk orang-orang ekspert. Ada penyair, musikus, juga aktor teater yang semua menjadi unsur penting dalam kreativitas,” ungkap penyair asal Yogyakarta itu.

Nana menambahkan, LSS Reboeng, mendukung acara ini karena menantang, yakni menyodorkan kebaruan. Di mana kebaruannya, kita tunggu hasil lomba, yang penyisihannya dilakukan 29 dan 30 Juni 2018 di beranda belakang Kopinogo Cafe, dan final pada 7 Juli 2018. Itu karena panitia butuh waktu seminggu, untuk penayangan video-clip peserta di youtube, agar dinilai langsung masyarakat umum dengan cara menge-like-nya. Peserta yang mengumpulkan jumlah like terbanyak, dipilih sebagai peserta favorit, di luar juara 1 s.d 3 yang dinilai langsung juri.

“Saya tiru-tiru tagline lomba: Selamat berkarya, berlomba, dan bergembira, dengan hadiah senilai Rp 11 juta ini! Semoga acara seperti ini berkesinambungan dan bisa menjadi wadah bagi jiwa-jiwa seni yang gelisah,” tandas Nana.

Baca Juga:  Sekjen PERATIN Apresiasi RKFZ Koleksi Beragam Budaya Nusantara

Pewarta: Achmad S.
Editor: M. Yahya Suprabana

Related Posts

1 of 3,140