FeaturedLintas NusaPolitik

LSR Sebut Penentu Pilgub Jatim 2018 Bukan Poros PKB-PDIP

NusantaraNews.co, Jakarta – Lembaga Survei Regional (LSR) menilai pekabar restu Pimpinan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarno Putri terhadap Saifullah Yusuf alis Gus Ipul, bukanlah hal yang signigikan.

Mengapa sebab? Direktur LSR M. Mufti Mubarok menyebut hampir semua Pemilihan Gubernur (Pilgub) se-Indonesia kemarin, PDIP sebagai partai penguasa gagal memenangkan calonnya. Salah satu kekalahan terbesar ialah kekalahan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat di Pilgub DKI Jakarta dalam putaran kedua Pilgub DKI Jakarta.

“Lihat DKI dan Banten serta provinsi besar lainnya. Untuk Jatim, 2 kali PDIP ikut pilgub hasilnya peringkat 3. Dan PKB dua kali ikut pilgub di jatim hasilnya peringkat 2,” ujar Mufti saat dikonfirmasi NusantaraNews.co, Sabtu (2/9/2017).

Adapun alasan partai berlambang moncong putih dan partai Pimpinan Muhaimin Iskandar itu kurang menarik, Mufti menjawab, tentu kedua partai ini kurang total untuk Pilgub. Selain itu, katanya, prientasi kedua partai tersebut hanya untuk legislatif.

Baca Juga:  Permen Menteri Nadiem Soal Seragam Sekolah Disorot, Perbaiki Mutu Pendidikan Daripada Pengadaan Seragam

“Legislatif sangat beda dengan pilgub. Legislatif butuh proaktif. Pilgub butuh interaktif. Head to head antara Khofifah Indar Parawangsa (KIP) dan Sukarwo alias Pakde Karwo 2 kali, sejatinya berimbang kalau tidak dicurangi,” ungkap Musti.

Menurut dia, jika sekarang Gus Ipul selaku Wakil Gubernur maju Gubernur, sejatinya waktu sudah lewat. Mestinya, kata dia, Gus Ipul maju di Pilgub periode lalu. “Artinya banyak sekali pilgub dimana-mana Wagub maju jadi Gubernur kurang banyak yang berhasil. Karena sejatinya wakil itu kurang berfungsi,” tegas Mufti.

“Lalu siapa yang berpeluang,” dia bertanya. Yang berpeluang, jawab Mufti, adalah tetap poros Tengah. “Partai-partai tengah yang lincah memainkan manuver-manuver atraktif, seperti Gerinda, Golkar, PKS, PAN, dan PPP adalah partai yang akan menjadi penentu. Pengalaman mengusung calon baru di beberapa provinsi menang. Lihat DKI dan Banten, Dll,” papar Mufti.

“Jadi Siapa yang berpeluang. Kalau Gus Ipul, Bu KIP dan La Nyala M. Maka bila NU tidak bersatu, calon alternatif dan potensial seperti La Nyala akan berpeluang. karena La Nyala tokoh nasionalis. Dan bisa mengambil suara NU yang swingnya cukup besar,” kata Mufti Mubarok.

Baca Juga:  Polisi di Sumenep Bantu Warga Dorong Kendaraan Terjebak Banjir

Pewarta/Editor: Ach. Sulaiman

Related Posts

1 of 57