Puisi

Lobang Saat Shalat Subuh

Puisi Abdul Wachid B.S
Lobang

setiap mengawali puasa
terasa sifat tersiksa
harga diri sebagai lelaki
harga diri sebagai istri

berloncatan dari mulut
yang dimulai dari lobang
dan diakhiri kepada lobang
bertonton beras sudah hanyut

tenggelam dalam lobang
bukan untuk menabung, sayang
tetapi terbuang dari lobang
sampai ke tepian lobang akhir pun

berjuta-juta lobang poripori
kau aku menjadi sirkulasi
keringat menyatu
di malammalam piatu

bertahuntahun lobang kau aku
saling menutup saling
mengatupkan rapatrapat aib
hingga raib, yang

tampak yang baik-baik
yang tegak yang rupa manusia kita
bukan yang melata di tengah siang buta
setiap mengawali puasa

lobanglobang kau aku masih
menjadi almasih yang
menyelamatkan bahwa kau aku masih
pantas disebut manusia

Yogyakarta, 28 Juni 2014

Saat Shalat Subuh

seorang imam terlupa ayat yang
mengingatkan bacaan dengan
fasih istrinya di makmuman
dengan segala hormat dan kasihsayang

aku teringat kepadamu yang
aku tersengat khilaf salah
katakata menyileti hatimu pasrah
berserah kepada imam yang

membawa sajadah kau aku
melayari harihari sampai ke tanah beku
lidah kaku dan semua anggota badan
memberi kesaksian kepada hyang

untuk cinta tidak ada harga diri
tersebab tak ada lagi diri
yang ada hanyalah kau aku
yang kembali menyatu satu

seorang suami terlupa kiblat yang
mengingatkan jalan pulang
kasih istrinya kembali ke rumah hati

segala dan semua dimulai
dan di akhiri di sini
di dalam puisi subuh hari

Yogyakarta, 29 Juni 2014

Abdul Wachid B.S., lahir 7 Oktober 1966 di Bluluk, Lamongan, Jawa Timur. Achid alumnus Sastra Indonesia Pascasarjana UGM (Magister Humaniora), jadi dosen-negeri di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto, dan sekarang sedang studi Program Doktor Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Negeri Sebelas Maret Solo.

Buku-buku karya Achid : (1) Buku puisi, Rumah Cahaya(1995). (2) Buku esai, Sastra Melawan Slogan (2000). (3) Buku kajian sastra, Religiositas Alam : dari Surealisme ke Spiritualisme D. Zawawi Imron (2002). (4) Buku puisi, Ijinkan Aku Mencintaimu (2002). (5) Buku puisi, Tunjammu Kekasih (2003). (6) Buku puisi, Beribu Rindu Kekasihku (2004). (7) Buku kajian sastra, Membaca Makna dari Chairil Anwar ke A. Mustofa Bisri (2005). (8) Buku esai, Sastra Pencerahan (2005). (9) Buku kajian sastra dan tasawuf, Gandrung Cinta (2008). (10) Buku kajian sastra, Analisis Struktural Semiotik: Puisi Surealistis Religius D. Zawawi Imron(2009). (11) Buku puisi, Yang (2011). (12) Buku puisi, Kepayang (2012). (13) Buku puisi, Hyang (2014).

Related Posts

1 of 127