NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Akhirnya Letjen TNI Edy Rahmayadi mengakhiri masa pengabdiannya sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) setelah sempat menuai polemik karena pengajuan masa pensiun dininya dibatalkan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Diketahui, Marsekal Hadi menerbitkan Surat Keputusan Nomor Kep/982.a/XII/2017 pada 19 Desember 2017. SK itu membatalkan mutasi 16 dari 85 pati yang sebelumnya dimutasi oleh Jenderal Gatot Nurmantyo. Salah satu dari 16 Pati TNI yang batal dimutasi ialah Letjen Edy Rahmayadi.
Kini, Edy telah resmi melepaskan jabatannya sebagai Pangkostrad. Ia digantikan Letjen Agus Kriswanto yang sebelumnya menjabat Dankodiklat TNI AD. Dan pergantian jabatan ini tertuang dalam Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/12/I/2018 tertanggal 4 Januari 2018.
Dengan kata lain, Panglima TNU MArsekal Hadi Tjahjanto telah menyetujui pengunduran diri Edy. Dan diketahui, Edy sendiri mengajukan pensiun dini dalam rangka maju sebagai calin gubernur Sumatera Utara yang akan digelar pada27 Juni 2018 mendatang.
Bagi Edy, keputusan pensiun dini ini merupakan tekad bulatnya untuk mempersiapkan diri menjadi Gubernur Sumatera Utara (Sumut). Kendati sempat digadang-gadang bakal menjadi calon kuat Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), namun Edy lebih memilih untuk menjadi gubernur.
Sekadar informasi, Letnan Jenderal Edy Rahmayadi merupakan putra dari (alm) Kapten TNI Rachman Ishaq, warga asli Kota Medan.
Edy adalah lulusan Akademi Militer tahun 1985 dan sangat berpengalaman dalam bidang infanteri. Ia pernah menjabat sebagai Komandan Yonif Linud 100/Prajurit Setia yang bermarkas di Namu Sira-Sira, Langkat, Provinsi Sumatera Utara. Pada tahun 2014, Edy juga sempat menjabat sebagai Panglima Divisi Infanteri I Kostrad dan setahun kemudian menjadi Panglima Kodam I/Bukit Barisan.
Di tahun yang sama, Edy kemudian mengisi jabatan sebagai Pangkostrad menggantikan Jenderal TNI Mulyono yang menjadi KSAD. (red)
Editor: Eriec Dieda
