Politik

Lembaga Survei Sebagai Alat Propaganda Pemenangan Harus Diperbaiki

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Direktur Sabang Merauke Circle Syahganda Nainggolan dikutip dari keterangan tertulisnya, Jumat (16/2/2018) menilai Indonesia saat ini sedang menghadapi situasi genting. Untuk itu menurutnya peranan lembaga survei sebagai alat propaganda pemenangan seorang kandidat, sudah saatnya harus diperbaiki.

Sebab politik identitas dan struktural yang berlangsung dengan kekerasan terus terjadi. Ironisnya ini terus berlangsung sejak Pilkada DKI Jakarta sampai Pilkada saat ini. Bahkan kemungkinan, lanjut Syahganda akan terus berlanjut dan pecah lebih dahsyat pada Pilpres 2019 mendatang.

Dirinya melihat bahwa kasus pembunuhan kiai, penyerangan tempat ibadah beberapa agama, kasus penangkapan kandidat kandidat cagub/cabup saat berlangsung pilkada dilihatnya marak terjadi.

Syahganda menilai penggunaan kekuasaan untuk mempengaruhi struktur politik dan kekuasaan lokal juga massif terjadi sekarang ini.

Sementara semua survei menunjukkan elektabikitas presiden incumbent tidak melebihi 50%. Partai pendukung Jokowi 2014, PDIP belum menunjukkan akan mendukung Jokowi kembali. Partai Golkar yang saat ini mendukung Jokowi adalah partai yang bisa membatalkan dukungannya setiap saat dan bahkan belum pernah sukses menang mendukung capres dalam pilpres. Ini artinya tingkat kepastian Jokowi rentan dibanding SBY saat menjelang 2009.

Baca Juga:  Sumbang Ternak Untuk Modal, Komunitas Pedagang Sapi dan Kambing Dukung Gus Fawait Maju Pilkada Jember

Situasi ini ditandai pula dengan adanya regenerasi politik secara massif, karena faktor usia dari tokoh-tokoh elit yang ada.

Syahganda meminta, untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa ke depan, peranan lembaga survei sebagai alat propaganda pemenangan seorang kandidat, sudah saatnya diperbaiki. Hal ini hanya bisa terjadi jika survei survei dilakukan dengan meminimalisir bias citra dan lebih mengutamakan mengutamakan fakta.

“Sehingga masyarakat tidak a priori dan terus terbelah. Kita saat ini bukan sedang menanti kuda hitam, melainkan menanti pemimpin yang benar,” tegasnya.

Pewarta: Almeiji
Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 7