Budaya / SeniKhazanah

Lebaran Tiba, 5 Fakta Ini Benar-Benar Terjadi Setiap Tahun

Mudik/Ilustrasi (Foto: nusantaranews.co/kadalindonesia)
Mudik/Ilustrasi (Foto: nusantaranews.co/kadalindonesia)

NUSANTARANEWS.CO.CO, Seputar Lebaran – Setiap lebaran tiba, setiap umat Muslim pada bahagia gembira menyambut hari kemenangan di Hari Raya Idul Fitri. Ada sejumlah fakta-fakta menarik yang pasti terjadi setiap tahun. Sebelumnya sebagian sudah kami sajikan fakta-fakta unik saat lebaran, seperti ketupat dan opor, halal bihalal, zairah kubur, suara petasan, baju baru, “oleh-oleh” dan “pertanyaan paling misterius”.

Tradisi di bulan Ramadhan rasanya lebih semarak dari tradisi-tradisi lainnya. Karena tradisi ini erat kaitannya dengan nilai-nilai spiritual keagamaan. Apalagi Idul Fitri merupakan hari raya terbesar dalam Islam. Kali ini, kami sajikan beberpa fakta-fakta menarik lainnya seputar tradisi di musim lebaran.

  1. Mudik

Bagi perantau, mudik adalah agenda utama saat bulan Ramadan tiba. Sebab mudik atau pulang kampung saat lebaran adalah waktu yang sangat istimewa. Dimana memont kebahagiaan dan kebersamaan akan benar-benar terasa khidmat bila sanak saudara sekeluarga berkumpul semua di kampung kelahiran. Mudik ini juga memiliki arti pulang ke asal. Bisa juga diartikan mendekatkan saudara yang jauh bagi mereka yang merantau untuk mencari rejeki. Fenomena yang terjadi setiap musim mudik adalah tiket transportasi, khususnya kereta bisa langsung habis di jam pertama sejak penjualan tiket untuk lebaran dibuka karena sudah online.

Baca Juga:  Suasana Lebaran Berkilau di Pantai Lombang: Pertunjukan Seni dan Festival Layangan LED Menyambut Diaspora Sumenep

 

  1. Sidang Isbat

Sidang itsbat atau tatacara penetapan awal Syawwal adalah memont yang juga paling ditunggu-tunggu oleh umat Islam. Khusus di Indonesia menjadi menarik, karena tidak jarang berbeda-beda dalam penetapannya dan terkerucut pada dua organisasi massa Islam: NU dan Muhammadiyah. Perbedaannya adalah karena keduanya relatif beda dalam memakai standar penetapannya: NU cenderung menggunakan metode melihat bulan (ru’yatul hilal) sedang Muhammadiyah menggunakan perhitungan (hisab). Tak ayal, kadang Idul Fitri di Indonesia terjadi dua kali, bahkan lebih jika dengan ormas Islam kecil lain, kadang pula serentak. Meski demikian, patut disyukuri karena di bawah akar rumput tetap akur, tak ada bentrokan. Inilah umat Islam Indonesia, selalu rukun walau berbeda.

  1. Malam Takbir

Setiap malam Idul Fitri, lumrah diadakan takbir keliling dengan cara dan bentuk pelaksanaan yang beragam di masing-masing daerah. Walaupun niat dan tujuaany sama. Alatnya pun cenderung sama. Sebagian bilang ini adalah malam takbiran ada juga yang menyebut dengan takbir keliling. Sebab dengan beduk dan melantunkan takbir secara maraton keliling kampung, komplek atau kota. Bahkan sampai ada yang dilombakan lho. Tahukah Anda, ternyata malam takbir yang khas ini menyimpan banyak kenangan romantis, sehingga bagi perantau, kendati di kota juga ada, biasanya lebih ingin untuk ikut malam takbir di kampung halaman. Karena rasa dan suasananya pasti lebih khidmad dan romantis di kampung halaman.

  1. THR
Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Nah, tradisi yang satu ini pun tak kalah menarik. THR adalah Tunjangan Hari Raya. Biasanya, THR ini diberikan oleh pengusaha kepada buruh, politisi kepada konstituennya, pejabat kepada bawahannya, atau pimpinan kepada para pendukungnya. THR bisa berupa uang, sembako, atau hal-hal lain yang sekiranya menunjukkan simpati dan cinta untuk menghadapi hari bahagia. Terkhusus bagi anak-anak, THR berupa salam tempel. Uniknya lagi, sejumlah uang yang akan dibagikan tersebut biasanya adalah uang yang masih dalam kondisi baru, sehingga akan ada banyak orang yang menukarkan uang mereka dengan sejumlah uang baru di bank atau di tempat-tempat penukaran uang lainnya.

  1. Saling Berkirim Makanan

Hantaran, begitu masyarakat Sumatra mengenal tradisi yang satu ini. Atau Ter Ater bagi masyarakat Madura. Dan tentu saja di daerah lain di Indonesia memiliki namanya sendiri-sendiri. Hal ini biasanya dilakukan kepada saudara, keluarga, tetangga, kerabat, atau bahkan mereka yang kurang beruntung dari kita. Tradisi ini mengajarkan kita untuk selalu berbagi dan menjalin silaturahmi dengan para kerabat dan yang lainnya, dengan begitu hubungan baik akan tetap terjaga. Sebagian wilayah melakukan tradisi berkirim makanan ini di waktu-waktu sebelum berbuka puasa pada hari terakhir puasa, sebab biasanya sajian Lebaran telah disiapkan di hari ini.

Baca Juga:  Suasana Lebaran Berkilau di Pantai Lombang: Pertunjukan Seni dan Festival Layangan LED Menyambut Diaspora Sumenep

Akhirnya, Selamat Hari Daya Idul Fitri, Minal Aidzin wal Faidzin, mohon maah lahir dan batin. Taqabbalallahu minaa wa minkum taqabbal ya karim…

 

Penulis: Mugi Riskiana

Editor: Achmad S.

Related Posts

1 of 3,053