EkonomiLintas Nusa

Laura Minta Perusahaan Sawit di Nunukan Tak Menutup Diri Dengan Pemerintah

 

 

Laura minta perusahaan sawit di Nunukan tak menutup diri dengan pemerintah. Bupati Laura dalam sambutannya saat membuka Acara Forum Perkebunan di Kantor Bupati Nunukan, Senin (21/9).
Laura minta perusahaan sawit di Nunukan tak menutup diri dengan pemerintah. Bupati Laura dalam sambutannya saat membuka Acara Forum Perkebunan di Kantor Bupati Nunukan, Senin (21/9).

NUSANTARANEWS.CO, Nunukan – Laura minta perusahaan sawit di Nunukan tak menutup diri dengan pemerintah. Bupati Nunukan Asmin Laura Hafid meminta perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit yang beroperasi di wilayah Kabupaten Nunukan menjalin komunikasi yang baik dengan pemerintah daerah supaya tercipta hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan.

Permintaan itu disampaikan Bupati Laura dalam sambutannya saat membuka Acara Forum Perkebunan di Kantor Bupati Nunukan, Senin (21/9).

Forum Perkebunan adalah forum komunukasi dan diskusi yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Nunukan  bekerjasama dengan Gabungan Pengusaha Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Kabupaten Nunukan.

“Saya meminta perusahaan perkebunan kelapa sawit ini tidak berjalan sendiri – sendiri, tidak ada komunikasi yang baik dengan pemerintah. Jangan nanti tersandung masalah baru mencari-cari pemerintah,” kata Laura.

Komunikasi yang baik antara pihak perusahaan perkebunan kelapa sawit dengan pemerintah dan masyarakat, menurut Laura, sangat diperlukan untuk membantu penyelesaian berbagai masalah yang terjadi selama ini, seperti masalah perizinan, legalitas lahan, tumpang tindih lahan, dan masalah sosial dengan masyarakat.

Baca Juga:  Bupati Nunukan Hadiri Harlah Pakuwaja ke 30 Tahun

Dalam kurun waktu dua tahun terakhir, perusahaan perkebunan kelapa sawit juga tengah mengalami masalah penurunan produksi sebagai akibat dari anjloknya harga CPO di pasar internasional. Ditambah lagi dengan merebaknya pandemi Covid-19 saat ini, membuat perusahaan perkebunan kelapa sawit di seluruh tanah air mengalami tekanan yang cukup besar.

Untuk itu, Laura berharap Forum Perkebunan bisa menjadi wadah komunikasi, baik komunikasi antar perusahaan, maupun antara perusahaan dengan pemerintah, sehingga semua persoalan yang ada dapat dicarikan solusinya bersama-sama.

Laura mengakui bahwa keberadaan perusahaan perkebunan kelapa sawit telah memberi kontribusi yang sangat besar kepada pemerintah. Data menunjukkan bahwa perkebunan kelapa sawit menyumbang kontribusi kurang lebih sebesar Rp. 2 triliun terhadap PDRB Kabupaten Nunukan pada tahun 2019.

Perkebunan kelapa sawit telah membantu menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat, dan juga memberi sumbangan kepada masyarakat dalam bentuk dana CSR yang tidak sedikit.

“Saya yakin kontribusi perusahaan terhadap kesejahteraan masyarakat di masa mendatang akan terus, seiring dengan prospek kelapa sawit di masa depan yang semakin menjanjikan,” ujarnya.

Baca Juga:  AHY dan SBY Datang di Banyuwangi, Demokrat Obok-Obok Kandang Banteng

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Nunukan Masniadi menyebutkan bahwa beberapa negara di Eropa dan Amerika saat ini tengah gencar melakukan kampanye negatif terhadap produk kelapa sawit dari Indonesia. Kelapa sawit dianggap sebagai komoditi yang merusak lingkungan, menguras air, dan tidak baik bagi kesehatan.

“Kenyataannya adalah bahwa kelapa sawit adalah komoditas yang sangat efisien, dan bisa menghasilkan banyak sekali produk turunannya, sebagai bahan pangan, bahan bakar nabati, untuk indsutri kosmetik dan kebutuhan – kebutuhan indsutri lainnya. Efisiensi itulah yang membuat negara – negara di Eropa dan Amerika melakukan kampanye negatif, sehingga kita harus melawan bersama-sama,” kata Masniadi. (ES)

Related Posts

1 of 3,051