Laura Bantah Anggapan Bahwa di Bawah Kepimpinannya Nunukan Nihil Pembangunan

Laura bantah anggapan bahwa di bawah kepimpinannya Nunukan nihil pembangunan
Laura bantah anggapan bahwa di bawah kepimpinannya Nunukan nihil pembangunan. Foto: Calon Bupati petahana Nunukan, Asmin Laura Hafid.

NUSANTARANEWS.CO, Nunukan – Laura bantah anggapan bahwa di bawah kepimpinannya Nunukan nihil pembangunan saat mengisi kampanye dialogis dengan warga Jl. Fatahillah, Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara), Rabu (7/10). Calon Bupati Nunukan sekaligus Petahana, Asmin Laura Hafid mengapresiasi pemikiran dan gagasan yang inovatif dari semua kalangan. Karena dengan munculnya inovasi positif akan menghasilkan kreasi pembangunan yang bermuara pada kesejahteraan masyarakat.

“Namun yang harus selalu diingat adalah inovasi harus realistis. Ide dan gagasan silahkan setinggi langit, namun kaki hendaknya tetap menginjak bumi,” ujar Laura.

Untuk itu Laura mengaku pihaknya tak muluk-muluk dalam menyusun visi dan misi pasangan AMANAH (Asmin Laura-Hanafiah). Selama 4 tahun lebih menjadi Bupati, Laura mengakui bahwa ia tahu persis tentang sumber serta pengalokasian dari APBD.

Lebih lanjut Laura menilai, bahwa sebuah hal baik mewacanakan naiknya gaji pegawai honorer. Pasalnya ia melihat langsung bagaimana kerja keras mereka namun hanya bergaji Rp. 1 juta.

“Saya malah bukan hanya punya keinginan menaikan, tapi melipat 2 kali dari gaji yang mereka terima. Tapi persoalannya adalah terletak pada dana,” ungkap politisi berparas cantik tersebut.

Dalam kesempatan tersebut, Laura dengan tegas membantah anggapan bahwa selama kepemimpinannya, Nunukan tak ada kemajuan dan peningkatan ekonomi.  Memang mempunyai anggapan demikian adalah hak dari setia individu, akan tetapi ia minta agar dalam menilai segala sesuatu hendaknya melalui pandangan yang adil agar dapat bersikap obyektif.

“Untuk hal ini, akan saya jelaskan dalam debat kandidat nanti. Agar masyarakat tahu serta mengerti dan tak termakan hoax bahwa selama kepemimpinan Laura-Faridil, pemerintah tak berbuat apa-apa,” tegasnya.

Kalaupun jenis kegiatan pembanguan di wilayah Pulau Nunukan agak menurun, itu bukan berarti tak ada kegiatan. Tapi menurut Laura, masyarakat di wilayah Krayan, dan wilayah CDOB Kabudaya Perbatasan juga perlu dan sangat membutuhkan fasilitas pelayanan publik.

“Kita jangan egois lah. Puluhan tahun saudara-saudara kita yang tinggal di wilayah (maaf) pedalaman, tak mampu menikmati segala fasilitas yang  saat ini kita nikmati. Dengan lebih memprioritaskan pembangunan di wilayah pedalaman agar setara dengan kita disini adalah bagian sari terciptanya keadilan sosial,” tandas Laura. (ES)

Exit mobile version