Berita UtamaHot TopicMancanegaraTerbaru

Laptop Berigistrasi NATO Dengan Data Intelijen Ditemukan di Markas Besar Neo-Nazi Ukraina

Laptop Berigistrasi NATO Dengan Data Intelijen Ditemukan di Markas Besar Neo-Nazi Ukraina
Laptop berigistrasi NATO dengan data intelijen ditemukan di markas besar Neo-Nazi Ukraina/Foto: Sputnik News

NUSANTARANEWS.CO, Moskwa – Laptop berigistrasi NATO dengan data intelijen ditemukan. Sebuah laptop dengan data intelijen telah ditemukan di salah satu markas kelompok garis keras anti Rusia Ukraina. Komputer itu diduga memiliki nomor registrasi NATO berlisensi, kata kepala Republik Rakyat Donetsk (DPR) Denis Pushilin, Minggu (6/3)

“Para militan dari Batalyon Azov tampaknya memiliki izin keamanan tingkat khusus dari Aliansi Atlantik Utara. Laptop ini berisi peta rinci area dengan lokasi unit kami,” kata Pushilin dalam sebuah konferensi pers.

Sekedar informasi, Batalyon Azov adalah kelompok ekstremis sayap kanan dan unit Garda Nasional (National Guard) berideologi neo-Nazi yang berbasis di Mariupol, di wilayah pesisir Laut Azov, Ukraina. Pertempuran pertama mereka terlihat ketika merebut kembali Mariupol dari pasukan separatis pro-Rusia pada Juni 2014. Azov awalnya dibentuk sebagai milisi sukarela pada 5 Mei 2014 selama krisis Ukraina di Odessa. Pada 12 November 2014, Azov dimasukkan ke dalam Garda Nasional Ukraina, dan sejak itu semua anggotanya adalah tentara kontrak yang bertugas untuk Garda Nasional Ukraina.

Baca Juga:  Pemkab Nunukan Gelar Konsultasi Publik Penyusunan Ranwal RKPD Kabupaten Nunukan 2025

Selain itu, Pushilin juga menambahkan bahwa Angkatan Bersenjata Ukraina berencana untuk menyerang Krimea dan Donbass pada musim semi 2022.

“Menurut intelijen kami dan kesaksian para tahanan, operasi ofensif seharusnya dimulai pada 8 Maret tahun ini. Fakta menunjukkan bahwa invasi itu direncanakan secara bersamaan baik di wilayah republik Donbas dan di Krimea Rusia,” lanjut Pushilin.

Ketua Republik Rakyat Donetsk ini juga menunjukkan peta Krimea dengan tanda lokasi pasukan.

Pada 24 Februari, Rusia memulai operasi militer untuk “denazifikasi” Ukraina sebagai tanggapan atas seruan bantuan dari Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Lugansk dalam melawan agresi pasukan Ukraina – setelah sebelumnya, Rusia mengakui kedaulatan kedua negara tersebut pada 21 Februari 2022. (Banyu)

Related Posts

No Content Available