Berita UtamaKolomPolitik

Lantaran Iwan Bopeng, Rakyat Indonesia Buktikan Cintanya Kepada TNI

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta pada Rabu, 15 Februari 2017 lalu menorehkan satu peristiwa penting. Disebut penting lantaran mampu membuka tabir suara hati nurani rakyat terhadap Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Pada mulanya adalah insiden mengejutkan di salah satu TPS. Di mana salah seorang pendukung Cagub DKI Jakarta nomor urut 2 (dua) yaitu Fredy Tuhenay alias Iwan Bopeng marah-marah kepada PPS. Ketika itu, Iwan lepas kendali. Emosinya memuncak saking fanatiknya kepada calon yang didukungnya.

Dalam umpatannya terdengar mengejutkan, bagaimana tidak, Iwan sempat berkata dengan penuh amarah bahwa dirinya berani memotong tentara. Sontak, beberapa orang yang juga berbaju kota-kotak nampak mencoba menenangkan Iwan.

Atas umpatannya yang fatal, Iwan mesti menerima reaksi dari berbagai kalangan yang terang-terangan membela TNI. Iwan pun mesti terima pula tantangan duel satu lawan satu dari para pembela TNI yang dalam hal ini tidak hanya dari kalangan TNI, melainkan dari rakyat, bahkan tantangan pun datang dari bocah kecil.
Tentu saja, reaksi dari berbagai kalangan itu tidak semata-mata hendak memberi pelajaran kepada Iwan. Lebih dari itu, sekian pernyataan yang diunggah di YouTube merupakan bukti bahwa TNI benar-benar hidup dan dihargai oleh rakyat Indonesia.

Baca Juga:  Burundi Reiterates Support for Morocco's Territorial Integrity, Sovereignty over Sahara

Simak:
Sikap Reaksioner Rakyat Ketika Tentara Dilecehkan
Lecehkan Tentara, Pria Ini Diserang Netizen Bertubi-Tubi

Nampaknya, Iwan lupa bahwa TNI senantiasa berjuang di barisan paling depan, apabila ibu pertiwi memanggil untuk membela tanah air Indonesia. Tidakkah Iwan tahu, jika baca sejarah, bahwa TNI setia kepada negara dan rakyat. Jiwa dan raga setiap prajurit TNI didarmabaktikan hanya untuk bangsa dan negara.

Mendapat reaksi keras dari banyak orang, Iwan pun minta maaf, entah tulus atau tidak. Iwan pun tiba-tiba menjadi nampak agamis dengan mengenakan baju muslim saat menyampaikan permintaan maafnya yang kedua seperti terlihat di YouTube.

Hikmah dari insiden tak terlupakan itu ialah, terangkatnya rasa cinta rakyat Indonesia terhadap prajurit TNI. Di mana selama ini, ungkapan cinta dari rakyat terhadap TNI sangat jarang terdengar. Barangkali, karena beberapa babakan peristiwa di masa lalu yang membuat rakyat tidak dengan terang-terangan menunjukkan kecintaannya terhadap TNI. Padahal di lubuk hatinya yang paling dalam, diam-diam rakyat Indonesia sadar bahwa keberadaan TNI manunggal dengan rakyat.

Baca Juga:  HSN 2024, Cabup Gus Fawait: Sudah Saatnya Santri Tampil Memimpin di Jember

Mari sejenak berjalan ke masa lalu, mengutip Letnan Jenderal Tni (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin, bagi seorang prajurit dan pejuang, Perintah Harian 5 Oktober 1949 itu sangat bermakna bagi TNI sebagai rambu dan navigasi dalam mengabdi kepada bangsa dan negara.

Sejak seorang prajurit mengawali kehidupan keprajuritan dengan mengucapkan Sumpah Prajurit dan Sapta Marga, di situ ia berada dalam suatu ikatan moral dan kewajiban profesional yang terus mengalir dalam kualitas kepemimpinan yang ditempa oleh berbagai ujian dan cobaan.

Prajurit TNI dituntut untuk membuktikan apakah ia adalah seorang prajurit yang mampu dan sanggup memikul beban atas derajat dan martabat yang diletakkan ke pundaknya sebagai suatu tanggung jawab pengabdian yang sarat bobot kualitas dan integritas.

Penulis: Achmad Sulaiman

Related Posts

1 of 42