EkonomiHankam

Lamban Respon EBT, Masyarakat Diminta Terapkan Hemat Energi

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Sebagai negara kepulauan yang berada tepat di bawah garis katulistiwa, Indonesia adalah surga bagi masa depan sumber energi baru terbarukan (EBT) di seluruh dunia. Situasi ini membuat Indonesia menjadi banyak incaran.

Memasuki era globalisasi gelombang ketiga kali ini, banyak negara-negara maju memprediksi ketahanan sumber energi global tak lagi digantungkan pada sektor minyak bumi dan energi nuklir. Selain memang berdampak buruk terhadap lingkungan, karakter sumber energi fosil cenderung terbatas dan tak bisa menggaransi kebutuhan energi dunia di masa depan.

Bila dibandingkan dengan beberapa negara lain, Indonesia sesungguhnya termasuk lamban dalam merespon sektor EBT. Sekalipun demikian, menarik kiranya penyataan Direktur Konservasi Energi Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Ida Nuryatin Finahari yang mengajak agar masyarakat menjadikan kebiasaan menghemat energi sebagai gaya hidup.

“Semua dimulai dari keluarga. Oleh karena itu, gaya hidup hemat energi harus mulai disosialisasikan sejak usia dini,” ujar Ida saat acara Astra Green Summit 2017 di Jakarta, Selasa (31/10) dilansir dari Antara.

Baca Juga:  Kebutuhan Energi di Jawa Timur Meningkat

Untuk mengkampanyekan gaya hidup hemat energi, lanjut Ida, Kementerian ESDM sejak 2016 telah meluncurkan jargon 3M, yakni: mencabut kabel dari stop kontak, mematikan lampu yang tidak digunakan, dan meningkatkan suhu pendingin ruangan.

“Dengan menerapkan 3M, juga akan berdampak positif pada penghematan anggaran energi,” kata Ida.

Selain itu, Ida juga mendorong pihak korporasi untuk mengimplementasikan praktik bisnis yang hemat energi. “Begitu sebuah perusahaan dapat wujudkan efisiensi energi, hal tersebut berbanding lurus pada penghematan anggaran yang mereka capai,” ungkap dia.

Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 5