Puisi

Lagu Dedaunan dan Doa Awal Tahun – Puisi Muhammad Daffa

KACA DALAM SEBUAH KAMAR

Seorang mengambil bayang-bayangnya sendiri sambil berkata, “ini sebuah senjang sore terangkuh. Peduli apa denganku yang datang menginginkanmu kembali?”
Cahaya cukup deras menyinar maya ke arah sebuah kaca yang di sanalah bayang-bayang selalu tinggal
Orang asing itu ingin ia kembali, tapi bayang-bayang tetaplah bergeming pada tempatnya.

Adakah ia senantiasa utuh berada dalam dunia tak nyata. Yang tak pernah kita sangka-sangka
Apa yang di dalamnya?
Semua serba senjang. Tatkala sore seteduh gerimis lewat sekejap. Juga yang tak kita tahu dari
Kaca itu
Dan kamar yang mendekapnya lama.

Kulihat dirimu. Tak mengenal bayang-bayangnya sendiri

2016

LAGU DEDAUNAN

Panggillah kami hijau sehabis disiramkan hujan. Mudah terserak gugur dari dahan yang menahan
Agar tak jatuh terlalu lekas.
Jangan namakan kami keriput setelah menguning oleh angin kelabu, sebab masih terlalu ingin
Merasakan sejuk sebelum terhapus kemarau
Panggil saja kami irama yang melantun wirid tak putus. Mengiris kata menjadi doa
Yang dilepaskan kepada angin

2016

DOA AWAL TAHUN

Perempuan, laki-laki, anak-anak, berdoa dengan sepenuh keyakinan mereka. Angin berderai
Mendengarkan.
Daun-daun pada jatuh, mengaminkan doa yang diucapkan segenap penuh.
Kuangkat kedua belah tangan untuk berdoa. Agar kau tahu Tuan, betapa aku tak asing dalam
Mengenal.
Masih sanggup mengingat nama-nama
Bersitahan terhadap tahun-tahun yang berlepasan. Melewatinya dengan sepenuh syukur dan khusyuk
Tidak terperi

2016

*Muhammad Daffa, Lahir di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 25 Februari 1999. Pelajar di SMAN 3 Banjarbaru. Tinggal di Banjarbaru.

Related Posts

1 of 125