Kunjungi Ngawi, Cagub Luluk Janjikan Kesejahteraan Petani

Kunjungi Ngawi, Cagub Luluk Janjikan Kesejahteraan Petani

NUSANTARANEWS.CO, Ngawi – Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 1 Luluk Nur Hamidah bersiarah ke makam musisi ternam maestro campursari Didi Kempot di sela-sela kamanyenya di Kabupaten Ngawi, Jumat (27/9/2024).

Ziarah Luluk ke makam pencetus sobat ambyar tersebut ditemani suami tercinta beserta para relawannya. Disana mereka mengirimkan doa dan tahlil bersama.

Ada beberapa agenda yang dijadwalkan Luluk berkunjung ke Kota Bambu ini. Ia mengawali harinya dengan mengunjungi Panti Asuhan Asy Syarifah. Kedatangannya disambut langsung oleh Ibu Nyai Muthi’ah.

Setelah itu perempuan yang dikenal fokal sebagai srikandi DPR RI ini juga berdiskusi dengan Fatayat NU Ngawi, soal permasalahan perempuan. Bersama mereka, Luluk menggelar kegiatan sosial Jumat Barokah.

Tidak cukup di sana, Luluk melanjutkan safari kampanyenya dengan mengunjungi kediaman Kiyai Muqqorrobin dalam rangka silaturahmi.

Di Pondok Pesantren Al Hidayah, alumni Lee Kuan Yew School of Public Policy National University of Singapore ini menyampaikan beberapa beberapa isu utama yang menjadi fokusnya maju Pilgub Jatim. Salah satunya adalah tentang kesejahteraan petani.

Luluk menggaris bawahi ketimpangan yang dialami oleh para petani terutama di Kota Ngawi, sebagai salah satu lumbung pangan di Jatim.

Ngawi dikenalnya dengan pusat produksi padi yang melimpah. Namun Luluk heran, produksi padi di sana tidak dapat mengangkat taraf kesejahteraan petani di Ngawi. Kondisi tersebut dikatakannya bertolak belakang.

“Seringkali produksinya bagus, panen melimpah, tapi kondisi petaninya tidak naik dan tidak sejahtera,” ujar Luluk.

Luluk menegaskan seharusnya pemerintah aktif dalam melindungi dan memperjuangkan kesejahteraan petani melalui kebijakan pro petani yakni subsidi yang cukup dan harga jual padi yang pantas.

Jika dirinya diberi amanah memimpin Jatim, maka kebijakan seperti demikian yang akan dilakukannya ke depan. Ia akan mendorong pemerintah pusat agar lebih memperhatikan nasib petani.

Luluk berkomitmen untuk menyusun program-program yang konkret yang dapat memberikan manfaat langsung untuk petani. Ia juga menyadari bahwa keberhasilan sektor pertanian membutuhkan kolabrasi dari berbagai pihak, termasuk masyarakat dan pemerintah daerah.

“Kalau pemerintah tidak hadir untuk menjaga pembelian dari petani, maka pasti akan sulit bagi petani untuk sejahtera, karena yang menetapkan harga pembelian bukan petani, melainkan pihak kartel,” pungkas Luluk. (setya)

Exit mobile version