Budaya / SeniPuisi

Kulihat Surga di Wajahmu

Kulihat Surga di Wajahmu. (FOTO: Saatchi Art)
Kulihat Surga di Wajahmu. (FOTO: Saatchi Art)

Puisi Rahmat Akbar

KULIHAT SURGA DI WAJAHMU

Kulihat surga di wajahmu
Teduh tidak pernah menggaduh
Kuingin berbisik pada waktu
Yang telah luruh dalam guratan noktah
Maka: kau adalah cinta teramat sulit untuk dikisahkan

Ada kasih yang kau berikan
Di antara lembut belaian tanganmu
Atau senyum indah wajahmu yang terkadang aku tangkap
Dengan mata dan batinku

Di mulut manismu kudengar cerita-cerita tentang aku
Dalam perutmu kau belai aku
Dalam sakitmu kau rawat aku
Dalam lelahmu, lepas semua dahaga waktu

Di matamu banyak masa lalu
Yang kau simpan dalam kenangan selalu
Yang kau lukis serupa kasih abadi
Yang kau tanam kesabaran hakiki

Kotabaru, Agustus 2018

SEPASANG MATAMU

Ketika kupandang dua bola matamu
Seperti ingin kuhapus kisah lampau di balik itu
Entah besok, lusa atau di batas hari yang pernah lalu
Maka kau tempat dimana ada kita

Masih saja kulihat tanda tanya di raut wajahmu
Meretas kisah di sela-sela pipimu
Tergambar jelas retakan di tubuhmu
Maka kau adalah di balik semua itu

Baca Juga:  Sekjen PERATIN Apresiasi RKFZ Koleksi Beragam Budaya Nusantara

Kutangkap sepasang matamu
Di jalan, di kantor atau ditempat kita pernah bersama dahulu
Yang tertimbun oleh reruntuhan masa lalu
Atau tentang kenangan yang kini menjadi abu

Dipuisiku hanya guratan matamu yang tergambar
Di dalam ruang sempit dan sunyi
Maka aku bersulang kisah dengan dirimu
Sebab, di sana pernah kita ukir cerita palsu

Aku mengundangmu melalui imaji
kembali kutuangkan dalam cangkir puisi
Maka aku mencium aroma wewangian senyummu
Yang tidak habis dihitung waktu

Kotabaru, Agustus 2018

SENJA DI MATAMU

Aku yakin senja akan selalu ada
Kecuali kau putus mencintaiku
Yang melebihi tulang rusukku
Atau belaian lembut kasih sayangmu

Kau serupa akar memegang teguh diriku
Maka hanya kau-mengerti aku
Menerima semua kekuranganku
Lalu, bagaimana aku membalas semua itu

Aku ingin melihat senyum merekah di wajahmu
Walaupun kini senja semakin menggerogotimu
Jauh sebelum mengenal namamu
Dalam perutmulah aku sudah tahu itu

Tidak ada yang perah kabur dari dirimu
Sebab, caramu adalah menjagaku
dari kenangan membentang serupa samudra pengobat rindu
maka rumah terakhirku adalah ingatan tentang dirimu

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Senja di matamu
Adalah sebuah bukti pengorbananmu
Menyambutku dengan sepasang lengan
Merangkulku dengan penuh kasih dan sayang

Kotabaru, Agustus 2018

Rahmat Akbar, kelahiran Kotabaru 04 Juli 1993 tepatnya di Kalimantan Selatan. Alamat tinggal Jalan Hasanuddin Rt. 06 Kelurahan Kotabaru Hilir. Puisinya (menggisi media Tribun Bali, Media Kalimantan, Koran Merapi), puisinya “Hitammu Di Tanahku” antologi puisi ASKS Ke 13 KALSEL 2016, puisinya di antologi “ Gemuruh1001 Kuda Padang Sabana, antologi puisi “ Empat Ekor Belatung Bersarang di Ubun-Ubunku, antologi puisi “Tadarus Puisi Kalsel 2017”, antologi puisi ASKS ke 14 KALSEL 2017, antologi puisi “Puputan Melawan Korupsi” Bali, antologi puisi “Hutan Hujan Tropis”, antologi puisi “Indonesia Lucu Jilid VI 2018, dll. Sekarang bekerja sebagai guru Bahasa Indonesia di SMA Garuda Kotabaru dan aktiv tergabung di komunitas Taman Sastra SMA Garuda Kotabaru. Akbar bisa disapa melalui email [email protected], fb: Kai.akbar

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]

Related Posts

1 of 3,252