Ekonomi

KTNA Haruskan Bulog Beli Jagung Sebab Harganya di Bawah HAP

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Harga jagung saat ini di beberapa daerah yang merupakan sentra produksi turun di bawah Harga Acuan Pembelian (HAP). Hal ini terungkap dari data Pusat Informasi Pasar (PIP) per tanggal 2 Februari 2018.

Di lain sisi, Program Upaya Khusus Kementerian Pertanian (Kementan) sukses meningkatkan produksi jagung. Beberapa daerah juga sedang panen sehingga luas panen jagung pada Januari 2018 sekitar 770 ribu ha dan Februari ini sekitar 1 juta hektar.

Ketua Umum KTNA Nasional Winarno Tohir menyampaikan, tercatat, penurunan harga jagung terjadi di Kabupaten Bireun Rp 3.100 per kg, Gayo Lues Rp 2.900, Asahan Rp 2.500, Barito Selatan Rp 2.500, Tapin Rp 2.800 dan Minahasa Selatan Rp 2.700.

“Selain itu, penurunan harga jagung di bawah HAP pun terjadi di kabupaten sentra produksi Sulawesi Selatan, yaitu Bantaeng mencapai Rp 2.900 dan Jeneponto Rp 2.800 per kilogram,” katanya di Jakarta, Minggu (4/2/2018).

“Kami juga dapat laporan bahwa harga jagung pun jatuh di Kabupaten Kuningan dan Sulawesi Utara. Di Sulawesi Utara harga jagung kadar air 17 persen hanya Rp. 2.200 per kilogram,” imbuhnya.

Baca Juga:  Dukung Peningkatan Ekonomi UMKM, PWRI Sumenep Bagi-Bagi Voucher Takjil kepada Masyarakat

Adapun sesuai dengan Permendag Nomor 47/M-DAG/PER/2017 tentang Harga Acuan Pembelian (HAP) di petani untuk jagung dengan kadar air 15 persen yakni Rp 3.150 per kg.

Winarno menilai penurunan harga jagung ini harus segera disikapi agar tidak membuat petani merugi. Sebab dapat berdampak pada gagalnya upaya pemerintah dalam mewujudkan amanah Nawacita Jokowi-JK yakni mewujudkan kedaulatan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.

“Harga di bawah HAP berdampak nyata pada kesejahteraan petani dan menggagalkan visi Nawacita Jokowi. Apalagi pesan Presiden Jokowi bahwa petani tidak boleh merugi, harus sejahtera. Kuncinya Bulog dan semua pihak harus turun membelinya,” tuturnya.

Pewarta/Editor: Achmad S.

Related Posts

1 of 11