Politik

KSPI Duga Impor Beras Hanya Akal-Akalan Untuk Biayai Pemilu

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Februari 2018 ini puncak panen raya akan terjadi. Akhir Januari 2018 lalu beberapa daerah di Jawa Timur telah lebih dulu menggelar panen raya.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bahkan menargetkan surplus pada panen kali ini akan mencapai tiga juta ton. Namun saat bersamaan Kementerian Perdagangan, Enggartiasto Lukita justru mengintruksikan untuk mengimpor beras.

Situasi ini yang saat ini menjadi salah satu perhatian serius Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), yakni terkait dengan ketahanan pangan dan energi.

Menurut KSPI rencana impor beras tersebut dianggap janggal, sebab saat bersamaan petani sedang memasuki masa panen raya. Sehingga kebijakan impor dianggap tak logis. Sebaliknya KSPI menilai impor beras hanyalah akal-akalan pemerintah untuk membiayai pemilu 2019 mendatang.

“Kami tidak ingin saat panen tiba, tiba-tiba dibikin kondisi beras hilang, beras susah, kemudian Menteri Pertanian mengajukan permintaan untuk impor beras. Kita pikir itu akal-akalan dan kita duga untuk membiayai pemilu 2019,” ungkap Sekjen KSPI, Muhamad Rusdi di Jakarta (4/2/2018).

Baca Juga:  Ketum Gernas GNPP Prabowo Gibran, Anton Charliyan berbaur dalam Acara Kampanye Akbar di GBK Senayan

Mengenai ketahanan energi, dirinya juga menyoroti soal dicabutnya subsidi listrik yang mengakibatkan tarif listrik naik. Rusdi juga menyayangkan, sebagai negara yang kaya raya akan batu bara, gas dan lain-lain, tapi kenyataannya listrik saat ini justru mahal.

Pewarta: Gendon Wibisono
Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 8