NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menyatakan dukungan penuh terhadap aksi mogok nasional Awak Mobil Tangki (AMT) yang dimulai sejak 19 Juni 2017. Menurut Presiden FSPMI dan KSPI, Said Iqbal aksi pemogokan ini merupakan bentuk protes terhadap upaya PT Pertamina Patra Niaga dan PT. Elnusa Petrofin yang diduga memberangus serikat buruh dan melanggengkan sistem kontrak/outsourcing dengan melakukan PHK besar-besaran pada 26 Mei 2017 terhadap 414 AMT di tujuh depot.
Baik PT Pertamina Patra Niaga maupun PT Elnusa Petrofin merupakan anak perusahaan PT Pertamina. Berdasarkan Nota pemeriksaan Suku Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi (Sudinakertrans ) Jakarta Utara pada tanggal 26 september 2016 nomor : 4750/-1.838 dan 5 Mei 2017 nomor 1943/-1.838, seharusnya status hubungan kerja Awak Mobil Tanki seharusnya beralih menjadi karyawan tetap di PT Pertamina Patra Niaga. Hak-hak normatif, seperti upah lembur, juga seharusnya dijalankan. Namun sayang, Nota Pemeriksaan ini diabaikan perusahaan.
Untuk itu, presiden KSPI mengaku mengecam sikap perusahaan yang mengangkangi aturan ketenagakerjaan di Indonesia. “Sebagai sebuah perusahaan negara papan atas, Pertamina Patra Niaga dan Elnusa Petrofin harus menjadi contoh bagaimana kesejahteraan dan perlindungan pekerja diperhatikan dan bahkan mendapat perhatian lebih,” kata Iqbal dalam siaran pers, Senin (19/6/2017) di Jakarta.
Lebih lanjut ia meminta agar perusahaan plat merah tidak menjadi contoh buruk dalam praktek hubungan industrial, dimana orientasinya hanya mendapat keuntungan tanpa memperhatikan kesejahteraab pekerja.
Dalam hal ini, KSPI menyatakan sikap antara lain mendukung penuh pemogokan nasional depo Pertamina Patra Niaga yang dimulai pada 19 Juni 2017. Menuntut Pertamina Patra Niaga mempekerjakan kembali seluruh AMT yang ter-PHK. Mendesak Pertamina Patra Niaga untuk mematuhi hukum dengan mengangkat para buruh outsourcing Pertamina Patra Niaga menjadi karyawan tetap di semua depo di tanah air. Menuntut pembayaran upah lembur yang belum pernah diterima buruh sejak 2011, jam kerja manusiawi, dan penerapan penghitungan upah lembur bagi AMT di seluruh Indonesia.
Editor: Romandhon