NUSANTARANEWS.CO – Amerika Serikat memutuskan pesawat tempur F-35B akan menjadi bagian dari peralatan perang Korps Marinir AS (USMC) di tahun 2018.
Dua skadron F-35B telah menjadi peralatan utama di kapal perang amfibi USS Wasp dan USS Essex dan bergabung dengan unit ekspedisi Marinir ke-31 dan ke-13. Sputnik menyebutkan, unit ekspedisi tersebut ditempatkan di Pusat Komando Pasifik.
Jet tempur F-35 untuk pertama kalinya menjadi peralatan perang marinir AS. Varian F-35 yang dirancang memiliki kemampuan tinggal landas dan pendaratan vertikal (VTOL) bisa dioperasikan dari atas kapal amfibi USMC, mirip dengan pembawa helikopter yuang umumnya digunakan angkatan laut. Sakadron F-35B dipasang di Stasiun Udara Korps Marinir Iwakuni pada Januari 2017 lalu yang telah dilibatkan dalam latihan perang di laut.
- Antisipasi Perang, AS Persiapkan Satu Skuadron F-35B ke Iwakuni, Jepang
- Korsel Beli 40 Unit Jet Tempur F-35A Lightning II AS
Marinir AS memiliki sembilan kapal amfibi yang digunakan untuk keperluan penyerbuan. Dan memperkenalkan F-35B ke dalam kapal serbu amfibi menandai sebuah langkah penting marinir AS untuk menggantikan peran F/A-18 Super Hornet, EA-6B Prowler dan AV-8B Harrier yang renacananya akan dihilangkan pada tahun 2032 mendatang. Korps marinir AS berencana akan membeli sebanyak 353 unit jet tempur F-35B sebagai pengganti peralatan-peralatan perang sebelumnya yang akan disingkirkan.
Sejak pertama kali berhasil dilakukan uji coba dan terbukti sudah memiliki kemampuan operasional pada Juli 2015 silam, F-35B kini akan menjadi salah satu alutsista udara andalan AS. Tak pelak, jet tempur super canggih ini juga diminati Jepang dan Korea Selatan.
Dan seperti diwartakan, angkatan udara Korea Selatan (ROKAF) mulai tahun 2018 akan menerima pesawat tempur F-35A Lightning II dari Lockheed Martin Amerika Serikat. ROKAF sendiri berharap, hingga tahun 2021 mendatang, pesawat tempur F-35A Lightning II ini sudah diterima sebanyak 40 unit.
Jepang juga diketahui telah memiliki pesawat tempur F-35B yang juga akan ditempatkan di kapal induk Izumo untuk menjaga kedaulatan Jepang terutama di Pulau Senkaku atau Diaoyu di Laut China Timur yang saat ini dikelola Tokyo namun diklaim Beijing. (red)
Editor: Eriec Dieda
