Budaya / SeniPuisi

Kopi – Puisi Adi Purnomo Wartam

KOPI

Kopi yang kau buat agak pahit
Apa gula di dapur tinggal sedikit?
Semut di rumah kita cukup santun
Tak suka melubangi toples sedikit pun
Mereka lebih memilih ampas di gelas
Yang kita tinggal sebelum tidur pulas

Kopi yang kau buat tidak manis
Apa gula memang sudah habis?
Kopi yang kau buat justru asin
Apa kau lupa mana gula mana garam?

Tidak, Istriku
Kemarin baru kau belanja
Tadi pagi kulihat masih ada
Matamu masih jernih
Lebih bening dari jendela yang
Tiap pagi kau bersihi

Ah, cicak yang berdecik
Menyampaikan padaku
Setelah mengintipmu membuat kopi
“Air yang dipakai istrimu
ditimba dari matanya
direbus di pipinya yang pualam
apinya dinyalakan dari hati”

Aku tertunduk
Lalu menangis

Purwokerto, 28 Juli 2015

Adi Purnomo Wartam, dilahirkan pada tanggal 29 Maret 1994 di desa kecil bernama Windunegara, Kec. Wangon, Kab, Banyumas. Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto, Fakultas Tarbiyah, Prodi PAI. Puisinya terantologikan dalam buku Cahaya Tarbiyah (Forum Mahasiswa Tarbiyah, 2013), Kampus Hijau (STAIN Press), Potret Langit (Oase Pustaka), beberapa puisinya termuat di Zine ILIC (Indonesia Literary Collective) pada festival Berlin Book Fair tahun 2014 di Jerman.

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected].

Related Posts

1 of 185