Ekonomi

Konspirasi Busuk Impor Gula untuk Mencari Dana Pileg dan Pilpres 2019

Kegiatan Bongkar Muat Impor Gula. (Foto: Ist)
Kegiatan Bongkar Muat Impor Gula. (Foto: Ist)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Rencana impor gula dinilai sebagai konspirasi busuk untuk mencari dana Pileg dan Pilpres 2019. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita berencana melakukan impor gula dengan alasan kualitas gula dalam negeri sangat rendah dan stok gula tidak mencukupi kebutuhan industri. Dia menilai gula impor sangat bagus kualitasnya.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Arief Poyuono menyatakan bahwa impor gula tersebut telah di-setting seolah-olah industri makanan dan minuman membutuhkan raw sugar. Selanjutnya Kementerian Perindustrian menerbitkan rekomendasi impor gula industri dan Menteri Perdagangan mengeluarkan izin impornya.

“Nah ini ada konspirasi busuk antar kedua kementerian yang ujung-ujungnya cuma mau cari dana pilpres dan pileg 2019 lewat impor gula dari para importir yang diberikan kuota impor,” ujar Arief di Jakarta (11/01/2019).

Baca juga: Soal Impor Gula, Rizal Ramli: Presiden Pidato Kedaulatan Pangan Tapi Angkat Menteri Doyan Impor

Saat ditanya lebih lanjut tentang identitas importir, Arif memastikan importir tersebut memiliki kedekatan dengan Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan.

Baca Juga:  Sekda Nunukan Hadiri Sosialisasi dan Literasi Keuangan Bankaltimtara dan OJK di Krayan

“Ini caranya mereka mengeruk duit dari kongkalikong perijinan impor gula. Agar untung gede, saya dapat informasi bahwa perusahaan dua petinggi parpol di kekuasaan yang akan mendapatkan izin impor gula,” lanjut dia.

Untuk memuluskan impor gula, Arief mengatakan pihak Bea Cukai turut mengamankan dengan modus 30 % gula industri dan 70 % gula putih konsumsi.

“Karena itu akan banyak keuntungan sebab lebih besar untungnya jual gula putih konsumsi daripada gula industri. Jokowi hanya tutup mata karena ini untuk kepentingannya juga sih ya,” ungkapnya.

Diketahui, tahun 2018 pemerintah menetapkan impor gula mentah untuk gula rafinasi sebesar 3,6 juta ton. Tak hanya itu, keputusan impor kembali diambil menjelang pelaksanaan Pemilu 2019 sebanyak 1,1 juta ton dengan dalih menambal kebutuhan konsumsi pada periode Januari-Mei 2019.

(eda/gdn)

Editor: Gendon Wibisono

Related Posts

1 of 3,066