Ekonomi

Konbes NU: Penguatan Ekomomi Warga Penangkal Virus Radikalisme

NusantaraNews.co, Jakarta – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) siap menggelara acara Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama di Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada 23–25 November 2017.

Acara yang mengankat tema besar “Memperkokoh Nilai Kebangsaan Melalui Gerakan Deradikalisasi dan Penguatan Ekonomi Warga” ini akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan akan dihadiri para kiai-kiai alim se Indonesia untuk membahas sekian permasalahan umat dan bangsa yang berkebang.

Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj menyampaikan, tema ini dipilih mengingat perkembangan kekinian yang dihadapi bangsa Indonesia

“Seperti diketahui berbagai bentuk paparan virus radikal kian mengancam keutuhan NKRI. Sementara pada saat yang sama tren pertumbuhan ekonomi kita terus menurun. Faktanya, 2017 ini harga komoditas masih melemah, dan belanja konsumen menurun,” kata Kiai Said pada acara Pertemuan Media di gedung PBNU, Jakarta Pusat, Senin (20/11/2017).

Deradikalisasi dan Penguatan Ekonomi, lanjut Kiai Said, seklilas terlihat sebagai dua hal yang sangat berbeda. Tetapi sesungguhnya sangatlah dekat. Kalau kondisi perekonomian warga tidak kuat tentu akan makin mudah disusupi virus radikal. Sebaliknya kalau perekonomian warga kuat, tentu tidak akan mudah terpapar propaganda radikal.

Baca Juga:  Relawan Anak Bangsa Gelar Bazar Tebus Sembako Murah di Kalibawang

“Data menunjukkan, di luar faktor idiologis dan propaganda keliru dari aspek agama, iming-iming kemapanan ekonomi menjadi magnet paling banyak menyedot massa radikal,” ungkap Kiai Said.

Ketua Panitia Munas Alim Ulama dan Konbes NU Robikin Emhas mengatakan pembahasan agama ini akan dilihat dalam tiga kategori. Yaitu pembahasan masalah keagamaan aktual, pembahasan masalah keagamaan tematik, dan pembahasam masalah yang berkaitan dengan perundang-undangan.

Semua permasalahan tersebut akan dibahas oleh oara kiai-kiai alim di bidang agama. “Nanti akan hadir kiai dan sepuh dari Nahdlatul Ulama, peserta resmi yang akan datang berjumlah 1.570 orang, dan dihadiri masyarakat juga 1.500 orang, serta para jemaah ada 15.000 orang,” ujar Robikin.

Pewarta/Editor: Achmad Sulaiman

Related Posts

1 of 11